Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Inisiatif Pemuda Tani Desa Pusakamulya untuk Ketahanan Pangan Purwakarta

Pemuda Tani Pusakamulya
BARMOEL NEWS - Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Purwakarta, melalui Sekretarisnya, Enjang Sugianto, menegaskan pentingnya mendukung semangat dan inisiatif para pemuda yang tertarik pada pertanian. 

Menurutnya, program ketahanan pangan tidak akan berhasil jika hanya sebatas wacana tanpa dukungan konkret terhadap generasi muda yang bersemangat untuk bertani.

"Bicara ketahanan pangan adalah bicara masa depan yang berkelanjutan. Mana bisa dilakukan oleh satu generasi atau satu periode pemerintahan saja," ujar Enjang. 

Ia menambahkan bahwa seperti halnya benih tanaman, benih petani juga harus dirawat dengan baik.

Inisiatif Pemuda Desa Pusakamulya

Inisiatif ini dimulai dari obrolan di Warung Cikupa Ngota (W_CINTA), yang diprakarsai oleh Iyep Mughni Muta'ali alias Deip, seorang kader Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kecamatan Kiarapedes. 

Dengan modal semangat dan keinginan yang kuat, Deip melihat adanya potensi besar di kalangan pemuda yang mulai menjauh dari pertanian.

"Semoga dengan pembuktian yang nyata, pemuda-pemudi di lingkungan sekitar tertarik kembali pada pertanian," harap Deip. 

Ia menekankan pentingnya memanfaatkan lahan-lahan kurang produktif agar dapat bernilai ekonomi dan mencukupi kebutuhan hidup, sehingga tidak tergantung pada pekerjaan di pabrik.

Geliat Pemuda Tani di Desa Pusakamulya

Pemuda Tani ubah lahan jadi produktif
Di Desa Pusakamulya, sekelompok pemuda tani sedang mengolah tanah seluas sekitar 1500 meter persegi. 

Lahan tersebut akan ditanami dengan cabe keriting dan tomat oleh para pemuda seperti Rizal, Angga, Aldi, dan Deip, yang berdomisili di RW 003 Dusun Legokbarong Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes.

Enjang Sugianto menyatakan pentingnya mempercepat proses regenerasi petani dari kalangan pemuda yang kreatif di desa tersebut. 

"Kemauan bertani para pemuda sepatutnya didorong oleh semua pihak. Jangan sampai kita sengsara pangan, padahal Tuhan mentakdirkan kita hidup di negara agraris," ujarnya dengan serius.

Enjang juga menyoroti pentingnya mengkolaborasikan segala potensi pertanian dengan teknologi inovatif, meskipun ketersediaan alat modern masih terbatas. 

"Namun, ada beberapa alat mesin pertanian (alsintan) seperti traktor, cultivator, dan pengolah kopi yang sudah tersedia di kelompok," tambahnya.

Dukungan terhadap pemuda tani seperti yang dilakukan oleh LPPNU Purwakarta dan inisiatif di Desa Pusakamulya merupakan langkah penting dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. 

Kemauan dan kerja keras para pemuda tani ini harus didorong dan difasilitasi oleh berbagai pihak, termasuk pemerintah dan stakeholder terkait. 

Dengan kolaborasi dan pemanfaatan teknologi pertanian, masa depan pertanian Indonesia akan semakin cerah.***