Tugas Berat Prabowo dalam Memperkuat Sektor Pertanian Indonesia
Prabowo Subianto (kiri) |
Komitmen Prabowo dalam Sektor Pertanian
Prabowo Subianto |
Persoalan pangan sangat erat kaitannya dengan kemiskinan, mengingat 75% pengeluaran warga miskin digunakan untuk makanan. Harga pangan yang semakin mahal dapat menyebabkan peningkatan jumlah penduduk miskin. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kemiskinan di Indonesia menunjukkan penurunan dari Maret 2013 hingga Maret 2024, meskipun ada kenaikan pada beberapa periode akibat kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
Pada Maret 2024, jumlah penduduk miskin mencapai 25,22 juta orang, menurun sebesar 0,68 juta dibandingkan Maret 2023. Dalam dokumen visi dan misinya, Prabowo telah merancang program swasembada pangan yang disebut Asa Cita 2, sebagai langkah untuk menghadapi persoalan kemandirian dan ketahanan pangan.
Tingginya Angka Impor Pangan
Angka Impor Pangan 2019-2023 |
Nilai impor beras melonjak 785,5% dibandingkan 2022, dengan volume impor mencapai 3,06 juta ton pada 2023. Impor terbesar berasal dari Thailand dan Vietnam. Kondisi ini menunjukkan ketergantungan Indonesia terhadap impor pangan yang masih tinggi, terutama untuk komoditas yang sebenarnya bisa ditanam di dalam negeri.
Penurunan Jumlah Petani dan Penyempitan Lahan
Data BPS juga menunjukkan mayoritas petani memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar, dan luas lahan baku sawah nasional menyusut dari 8,07 juta hektar pada 2009 menjadi 7,46 juta hektar pada 2019. Penyempitan lahan ini disebabkan oleh alih fungsi lahan untuk pemukiman, industri, dan infrastruktur lainnya.
Program Food Estate: Pro dan Kontra
Program Food Estate di Papua |
Upaya Prabowo-Gibran untuk Ketahanan Pangan
Prabowo Subianto |
Dengan berbagai tantangan dan program yang diusung, tugas Prabowo Subianto dalam memperkuat sektor pertanian Indonesia tidaklah mudah. Dukungan kebijakan yang tepat, serta kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, menjadi kunci untuk mencapai ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan.***
Search keywords: Prabowo Subianto,Gibran Rakabuming Raka,Sektor pertanian Indonesia,Ketahanan pangan,Impor pangan Indonesia,Program swasembada pangan,Food estate,Jumlah petani Indonesia,Penyempitan lahan pertanian,Krisis pangan 2024,Upah buruh tani,Pemerintahan Prabowo-Gibran,Data BPS,Kemandirian pangan,Asa Cita 2,