Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Urbanisasi Burung

"Malang nian nasib daunku! Pucuk teh rawing dan compang-camping. Pada kemana manuk-manuk kecil penghias belukar?", begitu pohon teh ngomong sendiri.

Mana tirilik, mana cinitnit? Di kolong kebun teh, biasanya kamu bermain-main. Berterbangan, berkejaran berkicau riang bersahut-sahutan.

Manuk! Apa kamu teh lagi pada ke kota? Munggahan kah?
Lihat, hileud-hileud berbiak, tak kenal KB. Populasi hileud melambung, masiv!

Jangan-jangan, manuk. Kamu teh pada urbanisasi? Meninggalkan alam kampung, mengosongkan kebun dan hutan lantas kamu tinggal di kota-kota.

Buat apa kamu tinggal di kota manuk? Apa menurut kamu, di kota lebih enakeun? Kamu tinggal di kotak sangkar yang mewah, berukir dan berhias. Kamu gak perlu cari makan seperti di hutan, kamu disediain makanan olahan di setiap jam makan kamu.

Kalo urbanisasi manuk udah gak terkendali, keseimbangan alam dan ekosistem akan bicara dengan caranya sendiri.
(enjs)