Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

6 teknik pemangkasan kopi yang benar agar berbuah lebat

gambar pemangkasan tanaman kopi,cara pemangkasan kopi yang benar,cara pemangkasan kopi,cara pemangkasan kopi robusta,pemangkasan kopi,pemangkasan kopi arabika,teknik pemangkasan tanaman kopi,pemangkasan kopi robusta,jenis pemangkasan kopi,buku pemangkasan kopi,pemangkasan tanaman kopi,
Koko Ahmad Kohar menunjukan pohon kopi setinggi 40 cm tapi telah berbuah.
Barmoel - Banyak pilihan teknik pemangkasan tanaman kopi yang bisa dilakukan oleh petani. Kini, entah ada berapa variasi teknik. Sepertinya banyak sekali.

Oh sebentar. Maksud pemangkasan disini adalah pemangkasan pada tanaman kopi agar maksimal produksi.

Bukan pangkas rejuvenasi yang untuk meremajakan itu, walau pun rejuvenasi juga dimaksudkan agar tanaman produktif kembali.

Setiap main ke kebun kopi, tiap petani ternyata memberikan tips yang beragam mengenai cara memangkas.

Petani kopi di Gunung Tilu, Malabar, Purwakarta, Legokbarong, Parakanceuri, Pasirmuncang, penyuluh pertanian, semua sepertinya punya teknik pemangkasannya tersendiri.

Biar agak mudah saya nulis, kita sebut saja teknik pemangkasan tanaman kopi ini dengan istilah 'Mazhab Pangkas'. Setidaknya yang pernah saya tahu, akan diuraikan satu per satu.

1. Mazhab Pelay

Tahun 2014 lalu, sempat naik gunung ke lahan garapan Pak Isur, Sekretaris LMDH Giri Pusaka. Pak Isur bilang, nanti jika ada tunas baru tidak perlu dipangkas. Tapi dibiarkan tinggi, setelah tinggi akan ditarik ke bawah sampai melengkung.

Jadi hasil akhirnya, dari satu pohon setiap tunas (sirung) akan di-pelendoy-kan ke setiap penjuru. Jadi setelah semua sisi penuh, tunas baru yang tumbuh belakangan akan dipangkas atau dibunuh.

Karena tajuk tanaman sudah dianggap lengkap. Bingung? Sama, saya bingung bagaimana cara menjelaskannya (gagaro teu ateul!)

Dengan teknik ini rata-rata memerlukan jarak tanam 2,5 sampai 3 meter. Setiap pohon mungkin ada sekitar 4 sampai lima tunas yang dibiarkan tinggi.

Setiap kali dipanen, kadang petani harus bawa kakait, untuk mengoer pohon yang mau dipanen.

Lama-lama setiap tunas yang sudah tua dan kuat akan merunduk secara permanen, sehingga tidak perlu lagi dikait saat panen.

Agar lebih jelas, mari kita saksikan cara penen kopi Kang Zaenx di lahan garapan.

Pohon kopi arabika yang dipanen adalah salah satu pohon peninggalan penggarap lama (tahun 2009), ditanam oleh para orang tua kami.


2. Mazhab Singgasana

Mazhab ini saya dapat saat Haji Aleh datang ke Pusakamulya, memberikan arahan kepada petani kopi. Pemangkasan teknik ini, pada dasarnya memberikan ruang untuk masuknya sinar matahari ke dalam tajuk pohon kopi.

Sinar matahari paling baik untuk tanaman yaitu antara (sekitar) jam 7 hingga jam 11 pagi. Maka untuk daerah kami, posisi matahari di jam sekitar itu datang dari arah sebelah timur.

Oleh karenanya, kita harus memangkas banyak dahan kopi yang berada di sebelah timur pohon. Kecuali dahan di bagian bawah, karena dahan dan daun di bagian bawah pohon tidak akan menutupi ruang yang perlu disinari.

Jika diperhatikan, hasil pangkas gaya ini akan berbentuk seperti singgasana. Karena bagian timur dan atas dipangkas untuk memberikan ruang masuk sinar matahari. 

Sedangkan dahan bawah dan samping kiri, kanan dan belakang dibiarkan lebih lebat. Saya yakin penjelasan saya tidak akan dipahami. Maka sebaiknya anda simak video berikut.

Video Penjelasan Haji Aleh di hadapan para petani di LMDH Giri Pusaka.

3. Mazhab Dua Umpak

Saya lihat gaya pemangkasan kopi di belakang pabrik pengolahan kopi di Gunung Tilu milik Haji Aleh juga. Tepatnya di belakang ruang jemur beratap kaca atau plastik (saya agak lupa).

Saya saat itu akan dikirim oleh Dinas Perkebunan Jawa Barat untuk magang di Kopi Malabar milik Haji Nuri (Danuri).

Tapi mampir dulu di lokasi Haji Aleh, karena menurunkan beberapa petani kopi yang akan ditempatkan untuk magang di Gunung Tilu.

Memanfaatkan sedikit waktu, saya melihat-lihat lokasi pengolahan dan pohon-pohhon kopi di sekitar pabrik. Menarik, karena saya baru kali itu melihat pohon kopi yang memiliki batang pohon dua umpak.

Maksud dua umpak itu begini, satu meter batang utama pohon kopi dipotong/dipangkas. Kemudian diambil satu tunas terbaik dan dibiarkan tumbuh satu tunas tersebut hingga tinggi tunas sekitar setengah meter.

Jadi total tinggi tanaman kopi sekitar 1,5 meter. Satu meter batang pohon utama, setengah meter sisanya adalah tunas tadi. Ketika ditanyakan, begini penjelasannya;
  • Kopi itu memiliki fase vegetatif dimana satu musim kosong tidak berbuah.
  • Siklusnya berbeda-beda, meskipun sama-sama varietas arabika.
  • Konon, kopi arabika jenis kartika paling sering mengalami fase vegetatif ini.
  • Nah untuk mengakali kosong produksi tersebut, maka pohon kopi arabika ini dibuat dua umpak.
  • Tujuannya, agar jika batang utama sedang mengalami fase vegetatif diharapkan dibagian tunas dalam kondisi sebaliknya.
  • Sehingga, dengan teknik pangkas seperti ini diharapkan petani terhindar dari penurunan hasil panen karena fase vegetatif.
Biar lebih jelas, silakan simak video singkat ini, lumayan gak jelas videonya. Tapi hanya ini dokumentasi saya.

Lumayan daripada lu manyun...! (kata wa ihin)


4. Mazhab Batang Besar

Kecuali mazhab pelay, mazhab lainnya mayoritas mengutamakan batang utama dari pohon kopi agar besar dan kuat dahulu.

Karena batang utama adalah batang paling pokok dalam mempertahankan beban saat pohon berbuah lebat.

Kemudian menjadi batang utama untuk menyalurkan makanan ke seluruh dahan dan ranting selama pembentukan buah.

Teknik ini saya peroleh dari Pak Asep Bagja, saat pelatihan dinamika kelompok di Pusakamulya.

Saya uraikan sesuai dengan persepsi saya sendiri, yang mana sangat dimungkinkan akan berbeda dengan apa yang dipahami oleh yang lain.

Saat Pa Asep Bagja menerangkan, seingat saya, ada Zaenx, Isur, Bah Toha yang juga sama-sama menyimak penjelasan mengenai teknik pangkas kopi dari Beliau.

Begini, pertama-tama pohon kopi dipangkas batang pokok saat mencapai tinggi 150 cm atau 180 cm meter.

Tergantung tinggi badan rata-rata pemetik nanti yang akan memanen. Jangan sampai pemanennya pendek, sedangkan pohon kopi terlalu tinggi.

Contohnya di video ini, pohon kopinya sih standar sekitar 160 cm, tapi yang metik adalah Barmoel Kids kelas 1 atau kelas 2 SD.


Jadinya, saat dipetik pohon kopi tersebut batang utamanya ditarik-tarik sampai merunduk. Setelah panen selesai, pohon kopi akan sakit merana, perlu waktu panjang untuk pemulihan.

Jika tidak beruntung, kopi bukan hanya akan stres tapi juga pundung, enggan berbuah karena pohonnya rusak terlalu parah.

Itu mengenai batang utama, selanjutnya adalah dahan. Setiap pohon kopi akan tumbuh dahan di kedua sisi bersebrangan secara sejajar.

Maka salah satu dahan harus dibuang, jadi jika dahan kiri kita pertahankan maka dahan diseberang batang harus dipotong atau dibuang.

Tujuannya, pertama agar pohon tidak terlalu rimbun. Sehingga cahaya matahari tidak bisa masuk secara menyeluruh ke dalam tajuk pohon bagian dalam.

Kedua, agar batang utama dari pohon kopi tumbuh besar dan sangat kuat. Dengan postur pohon kopi seperti ini, dipercaya produksi kopi akan melimpah. Karena cahaya matahari akan masuk, sehingga proses pembentukan buah kopi tidak terhambat.

Ketiga, jalur makanan di batang utama akan leluasa untuk menyalurkan nutrisi dari tanah. 

Keempat, batang utama pohon kopi akan sanggup menahan beban saat kopi berbuah debgan sangat lebat. Cieee...lebat!

Saya baru mendengar penjelasannya saja, sedangkan literatur yang diberikan oleh Pa Asep Bagja belum saya baca dan pelajari. Jadi saya belum bisa menunjukan gambar atau videonya.

Tetapi teknik ini sangat masuk akal, meskipun tidak diterapkan secara menyeluruh pada pohon kopi yang ada di kebun saya.

Sebagian tips dari Pak Asep Bagja ini saya gunakan, dan memang ada perubahan positif. Lain waktu kita uji coba dan analisa penerapan teknik ini secara menyeluruh.

5. Mazhab Malabar

Tujuan dari teknik pangkas kopi gaya malabar adalah agar buah kopi bernas atau berisi. Di kampung saya bernas itu disebut beuneur. Artinya biji kopi gelondong berukuran besar dan berbobot tinggi.

Dahan yang tidak produktif dipangkas atau dibuang, karena dahan ini jika dibiarkan tumbuh pun tidak akan menghasilkan kopi kecuali hanya sedikit saja. Cirinya adalah saat dahan lain berbunga, maka dahan ini tidak berbunga.

Biasanya sudah tidak tumbuh lagi daun dan ranting di dahan, tampak kering dan merana. Sebaiknya dahan seperti ini dibuang saja!

Kemudian dahan juga dipotong sekitar 10 centi meter dari batang utama. Atau dua buku dari batang utama pohon. Nanti dari dahan yang dipotong akan tumbuh dua batang produktif baru.

Pangkas dilakukan secara sepiral dimulai dari batang paling bawah. Teknik ini membuang banyak dahan, tapi berdasarkan penjelasan Haji Nuri, hasil produksi tidak akan menurun.

Karena banyak dahan dan ranting serta bunga yang terbuang, jumlah produksi dari segi kuantitas mungkin akan menurun. Tetapi tidak akan mengurangi jumlah total produksi secara keseluruhan.

Karena jumlah biji yang sedikit tersebut bobotnya relatif lebih berat dan ukurannya juga lebih besar. Jadi ya sama saja (keneh kanj*t). Justru secara keseluruhan lebih efisien, akan dihasilkan biji berkualitas tinggi.

Di bawah ini adalah video penjelasan Haji Danuri di kebunnya dihadapan para peserta magang kopi. Peserta berasal dari berbagai kabupaten dan kota yang ada di Jawa Barat.


6. Mazhab 4 Dahan

Ini saya temukan di youtube, seorang petani kopi di daerah jawa (tengah atau timur) menjelaskan tekniknya. Saya terkesan dengan teknik ini, karena mengutamakan efisiensi usaha tani.

Dinamakan mazhab empat dahan, karena batang utama pohon kopi dipangkas setelah muncul empat dahan. Empat dahan tersebut dipertahankan hingga nanti produktif hanya empat dahan tersebut.

Kurang lebih begini uraiannya. Pertama, benih kopi diurus di polibag selama 1 tahun sampai 2 tahun. Memang memerlukan polibag berukuran besar tapi hitungan total biaya dengan teknik ini lebih efisien.

Karena mengurus tanaman kopi di polybag lebih murah daripada mengurus kopi di lahan selama 1 sampai 2 tahun pertama dan kopi kan belum menghasilkan.

Kedua, saat benih kopi masih dalam polybag batang utama dipangkas setelah muncul 4 dahan. Kemudian setiap dahan dari empat dahan tersebut dipangkas lagi dengan jarak sekitar 10 cm dari dahan utama (dahan primer).

Nanti dahan yang dipangkas akan memunculkan dua dahan baru lagi. Setelah itu total dahan adalah delapan. Kemudian delapan dahan dipangkas lagi dengan jarak dari dahan sekunder 10 cm lagi.

Sehingga jumlah dahan produktif saat ini menjadi 16 dahan. Kemudian, setelah itu benih kopi yang sudah mencapai usia awal produktif ini baru ditanam di lahan.

Dalam satu tahun, kopi sudah mulai produksi. Biaya pemeliharaan lahan jadi tidak terlalu besar. Berbeda jika kita tanam sejak kecil di lahan, misal satu hektar.

Maka dua sampai 4 tahun bahkan lima tahun kita harus memelihara lahan, penyiangan hingga pemupukan dengan biaya relatif lebih besar . Padahal kan tanaman kopinya sendiri belum berbuah. Untuk lebih jelasnya, silakan amati video berikut ini.



Baiklah, itulah beberapa mazhab pemangkasan tanaman kopi yang bisa saya tuliskan. Saya yakin masih banyak mazhab lainnya yang belum saya tahu. Semoga anda bisa mengambil manfaat dari tulisan ini.

Dengan cara mempraktikannya, memahami dan mengobrolkannya lagi bersama petani yang membutuhkan informasi pemangkasan kopi agar lebih produktif. Anda bisa menggabungkan semua teknik diatas dan mencobakannya di kebun anda sendiri.

Sehingga akan lahir ilmu pangkas yang baru, yang lebih efektif dari teknik yang sudah ada. Atau mungkin semua teknik diatas sudah anda coba semua. Silakan ulas di kolom komentar ya!

Atau mungkin juga anda muak dengan tulisan ini. Silakan tulis di kolom komentar! Silakan komplain, sanggah, bantah, kritik, atau sebaliknya anda mau membenarkan tulisan saya, itu juga silakan anda curhatkan di kolom komentar! Atas segala kesalahan dan kekurangan (terutama kekurang-ajaran) saya mohon maaf.(enjs)

NB:
Tulisan ini didasarkan pada pengalaman dan obrolan. Bukan berdasarkan teori resmi atau literatur. Kapan-kapan saya buat artikel pemangkasan tanaman kopi yang sudah menjadi teori. Saya cari dulu literaturnya. Wassalam... 

Search keyword: pupuk untuk tanaman kopi agar berbuah lebat,kopi berbuah lebat,penyebab kopi tidak berbuah,cara menanam kopi agar berbuah lebat,cara perawatan kopi stek,cara perawatan kopi di brazil,kopi berbuah sepanjang tahun,cara mengawinkan kopi,kopi berbuah lebat,penyebab kopi tidak berbuah,cara menanam kopi agar berbuah lebat,cara perawatan kopi stek,cara perawatan kopi di brazil,kopi berbuah sepanjang tahun,gambar pemangkasan tanaman kopi,cara pemangkasan kopi yang benar,cara pemangkasan kopi,cara pemangkasan kopi robusta,pemangkasan kopi,pemangkasan kopi arabika,teknik pemangkasan tanaman kopi,pemangkasan kopi robusta,jenis pemangkasan kopi,buku pemangkasan kopi,pemangkasan tanaman kopi,