Tahan! Jangan dulu mangkas pohon teh
Barmoel - Zaenx dari Barmoel melalui sebuah unggahan video di media sosial, mengingatkan para petani teh di wilayah Kiarapedes dan sekitarnya yang sedang dilanda 'pandemi' ulat agar menunda dulu pemangkasan.
Pemangkasan ditengah wabah hama ulat diyakini bisa mengakibatkan kematian. Karena jika dipangkas maka ulat-ulat akan memakan setiap tunas yang baru tumbuh.
Kemudian karena lama tidak memiliki daun, pohon teh tidak bisa melakukan fotosintesis dan perlahan akan mati.
Baca Juga
- Profil Zaenx, Ketua Baru Gapoktan Pusaka Mandiri Desa Pusakamulya: Memimpin dengan Kewirausahaan dan Pengalaman Pertanian yang Kuat
- Asep Dongkrak Mulai Terapkan Konsep MPKP ala Barmoel: Langkah Nyata Kemandirian Pangan Keluarga di Desa
- Profil Tole, Bendahara Baru Barmoel dengan Kapasitas yang Teruji!
- Profil Pian Ahmad Sopian, Spesialis Sekretaris di Lembaga Pertanian
Fotosintesis sangat penting sebagai salah satu cara tumbuhan untuk menghasilkan makanan dan energi.
Fotosintesis merupakan pembuatan makanan oleh tumbuhan hijau melalui suatu proses biokimia pada klorofil yang terletak di daun dengan bantuan sinar matahari.
Hama ulat secara eksplosif menyarang tanaman teh di beberapa kebun anggota Barmoel. Kemungkinan perlu penanganan khusus jika petani kewalahan.
Barmoel berencana akan segera berkoordinasi dengan Petugas POPT di Kecamatan Kiarapedes, yaitu Bapak Anas Saepullah dan Petugas dari Dispangtan Bidang Perkebunan untuk melakukan tindakan yang diperlukan. (enjs)