Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Yayat The Transformer

Yayat dan Kopi Liberika
Barmoel - Yayat Hidayat memimpin Barmoel (Kelompok Tani Barong Mulya) di masa transisi. Di era kepemimpinan Yayat, masalah sempitnya lahan yang dimiliki petani Barmoel menjadi perhatian utama.

Pragmatis, tradisi mitting dihilangkan, para petani muda yang memang punya kemampuan bercocok tanam diajak ke Gunung Burangrang. Lalu transformasi pun terjadi! Tapi jangan tanya apa itu 'transformasi' ya! Saya juga tidak paham.

Ini mah biar tulisannya tampak agak keren aja. Semakin tidak dimengerti kata-katanya, maka akan semakin terlihat berbobot. Begitu kira-kira. Kita simak beberapa isu dan percincongan di Barmoel saat itu:

"Masalah utama adalah lahan, tani kita gaya tradisional. Perlu lahan yang cukup,"

"Hitungan pakar minim-minimnya itu 25 hektar per keluarga, sedangkan kenyataan banyak yang hanya 2 ribu meter, 4 ribu meter,"

"Hubungan dengan LMDH Giri Pusaka dipererat, ada peluang baik di sana. Solusi kita telah datang,"

"Kolot (orang tua) kita yang garap di gunung (Burangrang) kita cek kondisi lahannya,"

"Pa Adi (Adi Paryono, Ketua LMDH Giri Pusaka) punya pandangan jauh kedepan. Kondisi lahan kopi yang dulu orang tua kita garap, sekarang masih bisa kita dimaksimalkan,"

"Memang ada batasan 2 Hektar per KK, ini sudah lumayan."

"Kita mulai transisi, yang tadinya pagi kuli di kebun orang, siang sampai sore di kebun sendiri. Nanti mungkin diawali minimal, sehari atau dua hari per minggu, petani luangkan waktu untuk kerjakan lahan di gunung,"

"Niat baik LMDH kita sambut baik, satu arah dengan kebutuhan petani kita,"

"Apalagi mengenai kopi, kita tidak dalam sambutan positif dari para anggota sepuh,"

"Tidak mungkin bisa berjalan, jika pun dipaksakan malah jadi bumerang. Komoditas teh yang sudah berjalan bisa rusak,"

"Komoditas baru, artinya perlu lahan baru. Yang orang tua kita garap, menunggu untuk kita maksimalkan, mari kita 'uget' agar segera berjalan,"

"Di Leuwi Goong, Kang Enjang sudah uji coba (kopi arabika). Mulai tanam sampai jual seduh, Kang Enjang sudah telusuri, ada 'peta' yang bisa kita rujuk"

***

Di era Yayat, Pak Kusmana (Kepala Penyuluh Kabupaten Purawakarta) terjatuh dari motor di tengah lebatnya hutan di Gunung Burangrang.

Saat itu petugas dari Kabupaten datang melihat lokasi penanaman kopi arabika. Sebanyak 3 orang, laporan lengkap klik di sini!

Yayat sebagai ketua berboncengan dengan Kepala Penyuluh, sayangnya kondisi medan jalan belum sebaik sekarang.

Membelah semak belukar tentu sangat susah, jalan tanah setapak, medan licin turun-naik, menanjak lalu berkelok seketika.

Tak ayal, sepeda motor yang ditunggangi terjungkal. Mereka berdua terpelanting ke semak, lalu 'oseh-osehan' di bawah 'gawir' kecil sedalam 2 meter.

Sudah, jangan diteruskan...

Tapi hari ini adalah hari pernikahan Yayat Hidayat, banyak kenangan yang tiba-tiba muncul di kepala.
Berkelompok (tani) memang layaknya keluarga....dan orang-orangnya ada tempat spesial di hati.

Tentu tulisan ini didedikasikan untuk salah satu Ketua kami, Yayat. 

Dimana hari ini (13/6/2020), pernikahan Yayat Hidayat atau Lasun, atau Alay jadi 'trending' di medsos Legokbarong.

Kita tidak tahu dimana Yayat akan tinggal setelah menikah, di Legokbarong atau di Sindangpanon?

Untuk itu kita flash back sejenak, untuk mengenang Yayat saat bersama kita di Barmoel.

Matchmaking

Pasirjambu, Kabuaten Bandung

Tanam Cengkeh

Bantu petani sepuh, mendata pohon kayu-kayuan untuk pinjam BLU

Aplikasi pupuk organik 











Apa yang terjadi di masa kepemimpinan Belio 'merubah' arah takdir Barmoel di hari ini. (enjs)