Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

LPPNU Purwakarta Siap Eksekusi Program Biogas bersama Peternakan Sapi Linggar Keramat Plered

LPPNU Purwakarta Siap Eksekusi Program Biogas bersama Peternakan Sapi Linggar Keramat Plered
LPPNU Purwakarta di Peternakan Sapi Linggar Keramat
BARMOEL NEWS, Plered — Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Purwakarta berkomitmen untuk mendorong penggunaan energi terbarukan melalui program biogas. Dalam rangka persiapan program tersebut, LPPNU Purwakarta mengunjungi Peternakan Sapi Linggar Keramat di Plered, Purwakarta, pada Rabu, 17 Juli 2024.

Peternakan Sapi Linggar Keramat, yang dikenal sebagai Fatenning Limousin Farma Linggar Keramat, adalah usaha penggemukan sapi milik Ketua PCNU Purwakarta, KH Ahmad Anwar Nasihin, S.H.I. Kunjungan ini melibatkan empat orang pengurus LPPNU Purwakarta, yaitu Ir. Yasid Ghufroni, Bambang Heriyono, Yayan Hadiyanto, A.Md., dan Anton Syaiful Bachri, S.Ag.

Wakil Ketua I LPPNU Purwakarta, Bambang Heriyono, menjelaskan tujuan utama kunjungan tersebut adalah untuk mempersiapkan implementasi program biogas yang akan mengolah kohe sapi menjadi energi terbarukan, listrik, dan cacing. 

"Program biogas ini merupakan salah satu inisiatif kami untuk memanfaatkan limbah peternakan secara maksimal," kata Bambang.

Lebih lanjut, Bambang menambahkan bahwa ampas dari proses biogas akan digunakan sebagai pakan untuk peternakan cacing. "Ampas biogas ini sangat cocok untuk budidaya cacing, yang nantinya cacing tersebut akan dijual dan menghasilkan vermi kompos," ujarnya.

Ir. Yasid Ghufroni, salah satu pengurus LPPNU Purwakarta, memberikan rincian lebih lanjut tentang potensi ekonomi dari budidaya cacing. 

"Saat ini, harga cacing mencapai sekitar Rp30 ribu per kilogram, sedangkan vermi kompos dijual dengan harga Rp2.500 per kilogram," jelasnya. 

Yasid juga menekankan bahwa vermi kompos merupakan pupuk yang sangat baik untuk tanaman.

Selain itu, Yasid menjelaskan bahwa tidak hanya kohe sapi yang dimanfaatkan, tetapi juga urine sapi. 

"Urine sapi ini dapat diolah menjadi pupuk organik cair (POC) dan tepuk tepung, sebuah teknik yang diadopsi dari kitab Al-Filaha," ungkap Yasid.

Kunjungan ini menegaskan komitmen LPPNU Purwakarta dalam mengembangkan program-program yang tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Dengan sinergi antara LPPNU dan peternakan lokal, diharapkan program biogas ini dapat segera diimplementasikan dan memberikan manfaat yang luas.***