Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara agar kopi robusta berbuah sepanjang tahun

cara-agar-kopi-robusta-berbuah-sepanjang-tahun


Barmoel - Apa yang terjadi jika pohon kopi yang kita tanam tidak berbuah? Pasti sedih.
Apalagi sebagaimana sifat tanaman perkebunan lainnya.

Yang rata-rata baru tiba masa panen pertama setelah menempuh waktu yang bertahun lamanya.

Kopi baru berbuah sekitar usia tanam 2 tahun, itu pun baru ‘belajar berbuah’.

Belum bisa dikatakan panen yang sebenarnya, masih bisa disebut 'belum produktif'.

Untuk itu kami melansir Agrina online, sebuah karya tulis yang luar biasa dari Syafnijal Datuk Sinaro.

Tentang bagaimana caranya agar kopi berbuah sepanjang tahun. Selamat menyimak dengan seksama:

Berbagai ujicoba dilakukan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat (Lambar), Provinsi Lampung untuk mendongkrak produksi.

Termasuk mengatasi penurunan produksi akibat cuaca lebih banyak hujan saat kopi berbunga.

Dengan melakukan pemupukan empat kali setahun dan sistem tanam ala Brasil, tanaman kopi berbuah sepanjang tahun.

Produksinya stabil meski diguyur hujan saat kopi berbunga.

Kepada Agrina, pekan lalu, mantan penyuluh pertanian ini mengungkap hasil eksperimennya.

Yakni di kebun kopinya seluas seperempat hektar yang ditanami 500 batang tanaman.

Bibit kopi tersebut berasal dari klon kopi Robusta BP-435 atau petani menyebutnya dengan klon Tugusari hijau.

Teknis Budidaya

“Buah kopi merah yang bijinya dua, saya semaikan dan bibitnya itu yang saya tanam setelah dibesarkan di polybag selama 4 bulan,” ujar Made.

Jarak tanam ia adopsi dari sistem Brasil. Jarak dalam baris, 1 m x 1 m, sedangkan jarak antar baris 6 m x 6 m.

Selain memudahkan pemupukan dan penyemprotan, jarak lebar antarbaris untuk tumpangsari.

Dengan cabai, terong, jahe, dan tanaman palawija lainnya guna menambah pendapatan.

Lalu tanaman ini tidak menggunakan pohon pelindung, seperti umumnya tanaman kopi di Tanah Air.

Setelah bibit ditanam, Made menggunakan campuran NPK (non-subsidi) untuk penyubur sebanyak tiga karung dan NPK untuk buah satu karung.

Campuran pupuk ini ditebar 4 kali setahun, yaitu:

  1. Oktober/November
  2. Februari/Maret
  3. April/Mei, dan terakhir
  4. Juli/Agustus.


Agar cepat diserap akar, pupuk ditebar di sekitar tanaman yang digali sedalam 10 cm.

Untuk mencegah serangan cacing akar, ke dalam pupuk tadi juga dicampurkan insektisida Furadan.

Selain NPK, Made juga menyemprotkan pupuk cair.

Dosisnya seperempat kilo untuk sekali penyemprotan setiap dua minggu.

Pupuk cair berfungsi merangsang dan menyuburkan tunas.

Kemudian ada juga pupuk cair yang berfungsi agar putik kopi berkembang sempurna.

Bahkan lakukan penyemprotan untuk mencegah serangan kumbang penggerek buah dan batang.

Lalu, juga ikut disemprotkan pupuk cair untuk merangsang pembungaan serta nutrisi cair agar bunga tidak mudah rontok dan merah serentak.


Hasil eksperimen


Dengan ekseprimen tersebut, tanaman Made sudah mulai berbuah pada umur 18.

Pengaruh hujan saat kopi berbunga relatif kecil dibandingkan kopi yang hanya dipupuk dua kali atau sekali setahun yang bunganya rontok mencapai 40% - saat diguyur hujan.

Pada dua tahun pertama, produksi buah kopinya mencapai 1 kuintal dan tahun lalu melonjak hingga 1 ton.

Menurut Made, Dengan pemupukan empat kali setahun dan disemprot dua kali sebulan ini, kopi bisa berbuah sepanjang tahun dengan produksi mencapai 4 hingga 5 ton/ha.

Dengan harga jual biji kopi kering saat ini Rp20 ribu/kg, maka petani bisa membawa pulang Rp80 juta hingga Rp100 juta/ha.

“Padahal biaya yang dibutuhkan untuk memupuk dan menyemprot hanya Rp8 juta/ha.” ujar Made.

Berdasarkan eksperimen itu, Made menyimpulkan, berapa banyak buah kopi tergantung dari berapa cukup makanannya.

Lalu yang membuat kopi berbuah sepanjang tahun adalah penyemprotan.

Alasannya, beberapa batang kopi yang tidak dilakukan penyemprotan, hanya berbuah sekali setahun, meski dipupuk empat kali setahun.

Hanya karena NPK non-subsidi harganya di atas Rp 400 ribu/karung, maka petani menggunakan pupuk Urea dan Phonska subsidi.

Dengan biaya sebanyak Rp 8 juta atau hanya 4 kuintal kopi untuk mendapatkan produksi 4 ton/tahun cukup murah.

Dengan harga kopi Rp20 ribu/kg, maka jika produksinya 4 ton.

“kan petani masih bisa menggunakan Rp72 juta untuk kebutuhan lainnya. Saya pikir ini penghasilan yang luar biasa,”

Petani kopi lainnya bisa mengadopsi sistem budidaya kopi yang dikembangkan Made guna meningkatkan produksi kebunnya.

Itulah sementara, semoga menjadi solusi atau paling tidak sebuah cara yang mungkin menarik untuk dicoba.

Sumber utama: Agrina Online