Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara mengatasi penyakit cacar daun teh atau blister blight

cacar daun,cacar daun teh,penyakit cacar daun teh
Exobasidium vexans (Cacar Daun Teh)
Barmoel - Bagi petani teh, penyakit cacar daun teh (blister blight) memang sangat menjengkelkan. Penyakit yang sangat subur di musim penghujan ini menjadi tantangan setiap tahun bagi petani teh.

Penyakit cacar daun teh gampang sekali menyebar saat ada satu pohon teh yang terserang. Bisa dengan angin, air, bahkan dibawa serangga atau pemetik teh penyakit cacar daun teh akan menyebar.

Penyakit cacar daun teh juga menjadi salah satu faktor penurunan jumlah produksi panen. Jika tidak dikendalikan akan sangat merugikan, apalagi lama serangan bisa sangat panjang jika hujan terus-menerus turun.

Penyebab penyakit cacar daun teh

Penyakit cacar daun teh disebabkan oleh sebuah jamur yang dinamakan Exobasidium vexans.

Gejala serangan penyakit cacar daun teh

Umumnya serangan penyakit cacar daun teh terjadi pada peko (pucuk daun pertama, kedua dan ketiga). Gejala awal terlihat bintik-bintik kecil tembus cahaya, kemudian bercak melebar dengan pusat tidak berwarna dibatasi oleh cincin berwarna hijau, lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah.

Bercak berubah warna menjadi putih yang mengandung spora. Gejala lanjut, pusat bercak berwarna coklat tua, mati dan daun berlubang. Penyakit ini juga menyerang jaringan muda/tunas dan cabang.

Cara mengendalikan penyakit cacar daun teh

Untuk mengendalikan penyakit cacar daun teh bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.

1. Penggunaan klon tahan penyakit cacar daun teh

Klon GMB 1-11 tahan terhadap penyakit cacar daun teh dan berpotensi hasil tinggi, terutama untuk peremajaan/penanaman di areal baru.

2. Pemetikan dengan daur petik pendek (7-8 hari)

Pemetikan dengan daur petik pendek dapat mengurangi intensitas serangan E. vexans karena setelah 9 hari, infeksi jamur E. vexans sudah dapat menghasilkan spora.

Diusahakan agar semua pucuk yang bergejala juga dipetik, sehingga secara kumulatif dapat memberikan hasil pucuk yang lebih banyak.

3. Pemberian mulsa (MPHP) atau serasah pada kebun teh

Pemberian mulsa atau serasah pada kebun teh mempunyai manfaat yaitu:
  • Meningkatkan keanekaragaman hayati di atas permukaan tanah.
  • Meningkatkan kadar bahan organik tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan lebih tahan terhadap kekeringan.
  • Menekan pertumbuhan gulma.

4. Penanaman dan pengelolaan pohon pelindung

Pemangkasan pohon pelindung pada ketinggian 8-10 m di atas permukaan tanah bertujuan agar sinar matahari yang masuk ke dalam pertanaman teh akan lebih banyak dan membunuh spora jamur vexans secara langsung.

Waktu pemangkasan dilakukan pada awal musim penghujan. Hasil pemangkasan pohon pelindung digunakan sebagai mulsa, dihamparkan di atas permukaan tanah untuk menambah bahan organik sehingga akan mengaktifkan mikroorganisme tanah.

5. Melakukan teknik budidaya teh yang baik

Budidaya tanaman yang baik, antara lain; Pemupukan K2O ditambah 10-20% dari dosis normal untuk meningkatkan ketahanan tanaman. Kemudian Memangkas atau memusnahkan bagian-bagian tanaman yang terserang.

6. Menggunakan pestisida nabati

Menggunakan pestisida nabati dari tanaman rumput pahit, mindi, bandotan, suren, nimba, biji sirsak, akar tuba dengan dosis 10 kg bahan baku/H

7. Menggunakan fungisida

Menggunakan fungisida yang telah terdaftar untuk pengendalian penyakit cacar daun teh.

Referensi:

Astuti Y dan Fajar H. 2013. Buku Pedoman Pengenalan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) Tanaman Teh, Pala dan Cengkeh. Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.