Ruwat Bumi, Syukuran Pertanian: Budaya Leluhur yang Terpelihara di Desa Garokgek Purwakarta
Kantor Desa Parakan Garokgek |
Artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang kegiatan Ruwat Bumi, betapa kompaknya warga desa dalam mengadakannya, serta makna penting di balik perayaan ini.
Ruwat Bumi: Ungkapan Syukur dan Warisan Budaya yang Menggetarkan
Ruwat Bumi adalah sebuah tradisi turun-temurun yang terpelihara dengan baik di Desa Garokgek, Purwakarta.Setiap tahun pada bulan Muharram, warga desa merayakan acara ini sebagai ungkapan syukur atas berkah pertanian dan kehidupan yang subur di bumi mereka.
Tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad ini menjadi bukti betapa eratnya hubungan warga dengan leluhur dan alam sekitar.
Budaya asli Nusantara ini begitu harmonis dengan alam juga dengan nilai-nilai keislaman, meskipun banyak 'bungkus' yang masih dicurigai sebagai hal yang masih dipertentangkan.
Santunan Anak Yatim
Dalam Ruwat Bumi juga diselenggarakan kegiatan Santunan Anak Yatim, rangkaian acara yang begitu penuh makna.Budaya asli Nusantara ini begitu harmonis dengan alam juga dengan nilai-nilai keislaman, meskipun banyak 'bungkus' yang masih dicurigai sebagai hal yang masih dipertentangkan.
Menyatu dalam Kekompakan: Ruwat Bumi di Desa Garokgek
Kades Parakan Garokgek, Mulyana, mengungkapkan bahwa Ruwat Bumi adalah salah satu acara paling dinanti-nantikan oleh warga Desa Garokgek.Perayaan ini diadakan di enam titik berbeda, mencakup setiap wilayah RT dan dusun.
Rencananya, tahun ini Ruwat Bumi akan digelar pada tanggal 21 Muharram 1444 Hijriah, yang bertepatan dengan tanggal 8 Agustus 2023, di dusun 1 Desa Parakan Garokgek.
Penentuan waktu pelaksanaan Ruwat Bumi melibatkan musyawarah antara sesepuh lembur atau ketua adat setempat dengan warga desa.
Penentuan waktu pelaksanaan Ruwat Bumi melibatkan musyawarah antara sesepuh lembur atau ketua adat setempat dengan warga desa.
Setelah mencapai kesepakatan, panitia ditunjuk untuk menyelenggarakan acara dengan lancar.
Kebersamaan dan kekompakan warga dalam mengadakan Ruwat Bumi menjadi bukti kuat betapa mereka menghargai warisan budaya nenek moyang mereka.
Mengurai Makna di Balik Ritual Ruwat Bumi
Acara Ruwat Bumi diawali dengan ritual tumbal potong kambing sebagai bentuk persembahan kepada leluhur dan penjaga bumi.Tumbal ini menjadi lambang penghormatan dan rasa terima kasih warga desa atas berkah yang diberikan oleh alam.
Baca Juga
- Mimbar Saresehan KTNA Purwakarta: Kolaborasi Strategis Petani, Pemerintah, dan Swasta Menuju Indonesia Emas!
- Sosialisasi Pupuk Bersubsidi Purwakarta 2024, Meningkatkan Produktivitas Pertanian
- Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas dengan Benar
- Petani Teh Purwakarta Gajian 2 Kali Setiap Bulan, Begini Caranya!
Selanjutnya, tumpeng dibawa dalam acara sebagai simbol keberlimpahan hasil bumi dan dimakan bersama-sama sebagai wujud kebersamaan dan berbagi dalam komunitas.
Malam harinya, hiburan tradisional wayang golek disajikan untuk kesenangan seluruh warga.
Malam harinya, hiburan tradisional wayang golek disajikan untuk kesenangan seluruh warga.
Dalang ternama, Wawan Dede Amung Sutarya, akan memukau penonton dengan cerita pewayangan yang sarat dengan pesan moral dan kearifan lokal.
Wayang golek, sebagai salah satu bentuk seni tradisional Indonesia, juga menjadi bagian penting dalam melestarikan budaya leluhur.
Partisipasi dari Disporaparbud Kabupaten Purwakarta
Dalam kegiatan Ruwat Bumi tahun ini, Disporaparbud Kabupaten Purwakarta ikut serta memberikan dukungan.Kehadiran instansi ini memberikan apresiasi atas upaya pelestarian budaya yang dijalankan oleh warga Desa Garokgek.
Partisipasi dari pihak eksternal ini juga dapat memberikan dukungan dalam mempromosikan dan melestarikan tradisi Ruwat Bumi ke tingkat yang lebih luas.
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata bahwa Ruwat Bumi telah menarik perhatian sebagai warisan budaya yang berharga.
Kesimpulan: Ruwat Bumi, Warisan Budaya yang Menginspirasi
Ruwat Bumi adalah contoh nyata bagaimana tradisi leluhur dapat dijaga dan dilestarikan dengan baik oleh sebuah komunitas yang kompak.Di Desa Garokgek, perayaan ini menjadi momen berharga untuk menyatukan warga dalam ungkapan syukur atas berkah dan kesuburan yang diberikan oleh bumi.
Semangat kebersamaan dan rasa cinta terhadap budaya leluhur telah mewariskan acara Ruwat Bumi dari generasi ke generasi.
Semoga, dengan partisipasi dari berbagai pihak, tradisi Ruwat Bumi akan terus hidup dan berkembang, menginspirasi generasi mendatang untuk tetap mencintai dan menjaga budaya leluhur mereka.
Semoga, dengan partisipasi dari berbagai pihak, tradisi Ruwat Bumi akan terus hidup dan berkembang, menginspirasi generasi mendatang untuk tetap mencintai dan menjaga budaya leluhur mereka.
Keberlanjutan dan pelestarian budaya leluhur adalah tugas kita bersama agar kekayaan budaya Indonesia tetap hidup dan bermanfaat bagi masa depan.
Marilah kita merayakan dan mendukung Ruwat Bumi sebagai bagian dari identitas dan jati diri kita sebagai bangsa.***