Asyiknya Bertani: Nuri Auger, Petani Indonesia di Massachusetts, Amerika Serikat
![]() |
Nuri Auger, Petani Indonesia di Amerika Serikat |
Dengan perkebunan seluas 39 hektar, Nuri menjulang impian tinggi untuk mencapai hasil panen yang memuaskan. Berbagai varietas apel, buah plum, dan pear tumbuh subur di kebunnya. Namun, dibalik indahnya hasil panen, ada perjuangan yang perlu dilaluinya.
Sebelum masa panen tiba, tanaman buah ini memerlukan perawatan telaten. Nuri harus waspada terhadap hama, terutama di bulan Januari ketika cuaca masih dingin dan bersalju. Proses pruning atau pemangkasan pohon ranting apel menjadi langkah penting agar tanaman tidak terlalu rimbun.
"Saat di Indonesia, saya selalu menegur suami kalau ada pekerjaan di kebun. Pasti bisa dia yang bayarin. Tapi sampai sini nggak masalah, asal saya bisa main ama tanah, ama cacing. Biaya besar harus dikeluarkan, terutama untuk beli chemicalnya," tutur Nuri.
Vitamin dan perawatan tanah menjadi kunci keberhasilan panen. Meski berat, Nuri pantang mundur. Suaminya yang kini bekerja di rumah karena pandemi, mendukung sepenuhnya.
"Petani ini profesi yang harus dihargai. Apa yang ada di meja kita di rumah itu hasil kerja petani. Karena petani, hasil panen buah kami bisa dipasok ke toko dan supermarket di Massachusetts," tambah Mark, suami Nuri.
Nuri juga mencoba diversifikasi usaha dengan membuat jamu jahe kunyit dan sari buah apel dan peach.
Hasil panen buah Nuri tidak hanya dijual di toko dan supermarket, namun juga di pasar kaget seperti di kota Westford. Keuntungan dari penjualan tersebut tidak hanya untuk keberlanjutan usaha, tetapi juga disumbangkan ke yayasan pendidikan di Indonesia.
Nuri juga mencoba diversifikasi usaha dengan membuat jamu jahe kunyit dan sari buah apel dan peach.
"Ini salah satu upaya agar usaha kebun buah bisa balik modal dan memberikan keuntungan," ujar Nuri.
Jadi, meski harus mengeluarkan biaya besar dan menghadapi tantangan, semangat Nuri Auger sebagai petani tidak pernah surut. Usahanya bukan hanya menciptakan keberlanjutan bisnis pertanian, tetapi juga memberikan manfaat sosial melalui sumbangan ke yayasan pendidikan di Indonesia.
Jadi, meski harus mengeluarkan biaya besar dan menghadapi tantangan, semangat Nuri Auger sebagai petani tidak pernah surut. Usahanya bukan hanya menciptakan keberlanjutan bisnis pertanian, tetapi juga memberikan manfaat sosial melalui sumbangan ke yayasan pendidikan di Indonesia.
"Asyiknya bertani" menjadi semakin jelas melalui kisah inspiratif Nuri Auger ini.
Semoga kisahnya menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan menghargai profesi pertanian.***
Posting Komentar untuk "Asyiknya Bertani: Nuri Auger, Petani Indonesia di Massachusetts, Amerika Serikat"