Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sulit Dipercaya! Beras di Indonesia Lebih Mahal dari di Singapura

Sulit Dipercaya! Beras di Indonesia Lebih Mahal dari di Singapura
Harga beras mahal
BARMOEL NEWS – Harga beras di Indonesia semakin membuat masyarakat tercengang, bahkan disebut lebih mahal dibandingkan dengan tetangga sebelah, Singapura. 

Fenomena ini menjadi sorotan utama mengingat Indonesia merupakan salah satu produsen beras terbesar di dunia.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menjelaskan bahwa perbedaan harga yang signifikan antara Indonesia dan Singapura disebabkan oleh strategi impor beras Singapura. 

"Singapura enggak punya pangan, enggak menghasilkan pangan apa pun, semuanya impor jadi strateginya beda," ungkap Tito dalam Rapat Koordinasi Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan Jelang Puasa dan Idul Fitri di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Harga Bersaing, Impor Banyak Menentukan

Menurut Tito, Singapura mengandalkan impor beras dari Thailand, Pakistan, dan Vietnam. 

Strategi ini memungkinkan Singapura menjaga harga beras serendah mungkin, karena mereka tidak menjadi produsen beras. 

Dalam keterangannya, Tito menyoroti bahwa keadaan ini berbeda dengan Indonesia, yang tidak bisa semena-mena mendatangkan beras impor tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap petani lokal.

Sebagai bagian dari upaya untuk menstabilkan harga beras di dalam negeri, pemerintah Indonesia telah melakukan kontrak impor sebanyak 300 ribu ton beras dari Thailand dan Pakistan. 

Direktur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan bahwa impor ini bertujuan untuk memperkuat stok pangan nasional, terutama menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.

Keseimbangan Harga: Tantangan Pemerintah

Menghadapi kenyataan harga beras yang terus naik, pemerintah berupaya mencari keseimbangan yang adil antara keuntungan produsen dan konsumen. 

Tito menekankan pentingnya menyeimbangkan kedua aspek tersebut untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung kesejahteraan masyarakat.

Harga Beras di Indonesia Naik, Data Terbaru

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) per 4 Maret 2024, harga beras medium di Indonesia naik 0,14 persen menjadi Rp 14.390 per kilogram (kg), sementara beras premium naik 0,67 persen menjadi Rp 16.570 per kg. 

Meskipun impor beras menjadi solusi untuk menjaga stabilitas harga, tantangan tetap ada dalam menjaga keseimbangan antara produksi lokal dan impor.

Menyesuaikan dengan Realitas Indonesia

Tito mengingatkan bahwa Indonesia, sebagai negara produsen, memiliki keterbatasan dalam menyesuaikan harga beras dengan negara-negara yang mengandalkan impor.

Meski hal ini bertujuan melindungi petani dalam negeri, namun di sisi lain, bisa merugikan konsumen yang harus membayar harga beras yang lebih tinggi.

Dengan harga beras di Indonesia yang terus menjadi perbincangan hangat, pemerintah diharapkan dapat menemukan solusi terbaik untuk menjaga stabilitas harga beras dan mendukung kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Pemerintah perlu merancang kebijakan yang bijak untuk menghadapi dinamika pasar pangan dan menjaga keseimbangan yang adil bagi semua pihak terlibat.***