Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

3 Wereng yang menjadi hama pertanian


Barmoel - Hama wereng sudah menjadi bahan perbincangan harian diantara petani. Berikut ini kita bahas 3 jenis serangga wereng yang kerap paling sering menjadi hama bagi tanaman petani, yaitu Wereng Hijau, Wereng Coklat dan Wereng Punggung Putih.

1. Wereng hijau (Nephotettix spp.)

Merupakan hama utama padi karena penyebar virus tungro. Virus yang menyebabkan penyakit ini yaitu Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan Rice tungro spherical badnavirus (RTSV). Penyakit tungro dapat menyebabkan kehilangan hasil yang besar pada produksi tanaman padi.

Klasifikasi ilmiah

  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Arthropoda
  • Kelas: Insecta
  • Ordo: Hemiptera
  • Subordo: Auchenorrhyncha
  • Infraordo: Fulgoromorpha
  • Superfamili: Fulgoroidea
  • Famili: Flatidae
  • Bangsa: Siphantini
  • Genus: Siphanta
  • Spesies: S. acuta
Nama binomial: Siphanta acuta (Walker, 1851)

Pengendalian

Wereng Hijau atau Nephotettix virescens merupakan hama penyebar (vektor) virus tungro yang menyebabkan penyakit tungro.[1] Wereng jenis ini biasanya menetas pada pelepah daun padi dan akan menetas enam hari kemudian, menyukai cairan daun yg mengakibatkan pengeringan pada daun.

Fase pertumbuhan tanaman yang rentan terhadap serangan wereng hijau adalah dari fase pembibitan sampai pembentukan malai atau anakan. Wereng Hijau memiliki cara menyerang yang hampir sama dengan Wereng Coklat, yakni mereka menyukai tanaman yang dipupuk N dosis tinggi dengan jarak tanam rapat.

Seranggga dewasa dan nimfa menetap di bagian pangkal batang padi. Gejala kerusakan yang ditimbulkan adalah tanaman menjadi kerdil atau kecil, malai yang dihasilkan berkurang dan daun berubah menjadi kuning sampai kuning oranye.

2. Wereng coklat (Nilaparvata lugens)

Wereng batang cokelat (WBC) merupakan salah satu hama penting pada pertanaman padi karena mampu menimbulkan kerusakan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kerusakan secara langsung terjadi karena hama ini mempunyai kemampuan mengisap cairan tanaman yang menyebabkan daun menguning, kering dan akhirnya mati yang dikenal dengan gejala hopperburn.

Kerusakan secara tidak langsung terjadi karena serangga ini merupakan vektor penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Wereng batang cokelat merupakan hama penting tanaman padi di Indonesia yang sejak tahun 1985 telah mengancam target swasembada beras.

Faktor utama yang berkontribusi terhadap meningkatnya populasi dan serangan wereng batang cokelat dalam beberapa tahun terakhir ini adalah potensi biotik wereng batang cokelat yang tinggi, faktor abiotik dan sistem budidaya padi yang mendukung berkembangnya populasi wereng batang cokelat. Predator untuk mengendalikan wereng ini adalah Cyrtorhinus lividipennis (Hemiptera: Miridae).


Klasifikasi ilmiah

  • Kerajaan: Animalia
  • Filum: Arthropoda
  • Subfilum: Hexapoda
  • Kelas: Insecta
  • Ordo: Hemiptera
  • Famili: Delphacidae
  • Genus: Nilaparvata
  • Spesies: N. lugens

Nama binomial: Nilaparvata lugens (Stål, )

Wereng coklat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan merugikan, terutama di daerah Asia Tenggara dan Asia Timur. Serangga kecil ini menghisap cairan tumbuhan dan sekaligus juga menyebarkan beberapa virus (terutama reovirus) yang menyebabkan penyakit tungro).

Kumbang lembing memakan wereng dan anaknya sedangkan sejumlah lebah berperan sebagai pemangsa telurnya. Pemangsa alami ini dapat mengendalikan populasi wereng di bawah batas ambang populasi wereng terutama musim tanam dengan jumlah hama sedikit sehingga mencegah berjangkitnya virus utama.

3. Wereng punggung putih (Sogatella furcifera)

Wereng sebagai hama sulit dikendalikan karena memiliki berbagai biotipe yang masing-masing memiliki kesukaan tersendiri terhadap kultivar yang berbeda-beda pula. Wereng Punggung Putih atau Sogatella furcifera Horvarth adalah salah satu jenis wereng yang memiliki tubuh lebih kecil daripada bulir padi, sering mengisap batang padi, jagung, dan rumput-rumputan.

Wereng jenis ini tersebar luas di wilayah Palaeartik (Jepang, Korea, Mongolia, Kep. Sakalin, Rusia dan Kep. Kurile), wilayah oriental (Bangladesh, Burma, Kamboja, India, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Sabah, Sarawak, Taiwan, Muangthai, Vietnam, Sri lanka, dan Filipina), wilayah Australia (Australia Mikronesia, New Hibrides, Kep.Solomon) dan wilayah Neotropika (Kep. Karibia dan Brasil).

Wereng punggung putih pada awalnya merupakan serangga "k-strategik" yang mempunyai ciri perkembangbiakannya sangat lamban dan populasinya stabil rendah untuk mempertahankan makanan supaya tetap tersedia. Selanjutnya perkembangan populasi wereng punggung putih mulai mengarah kepada serangga yang “r-strategik” dengan ciri yang sama seperti pada Wereng coklat.

Dalam hal serangan wereng coklat dan wereng punggung putih terjadi fluktuasi. Dari hasil pengujian terhadap ketahanan varietas wereng punggung putih dengan wereng coklat biotipe 2 dan 3 menunjukkan bahwa ada beberapa varietas yang tahan terhadap Wereng coklat biotipe 2 dan 3, namun menjadi rentan terhadap wereng punggung putih.

Demikian juga varietas yang tahan terhadap Wereng coklat hampir seluruhnya kurang tahan terhadap wereng punggung putih. Hal ini mengindikasi bahwa wereng punggung putih bergerak dengan cepat menjadi hama yang mengungguli perkembangan Wereng coklat. (*)

Sumber: Wikipedia

Posting Komentar untuk "3 Wereng yang menjadi hama pertanian"