Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Rapat Koordinasi Apci Jabar 2015, Assosiasi Petani Cengkeh Indonesia

Suhu aula pertemuan Disbun Jabar "agak menghangat", saat berlangsungnya Rapat Koordinasi Assosiasi Petani Cengkeh Indonesia (Apci) yang diadakan oleh Apci Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jawa Barat, di Kantor Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. Rakor ini diikuti oleh para Ketua dan Sekretaris DPC Apci dari kabupaten dan kota Provinsi Jawa Barat.

Kepala Dinas Perkebunan Jawa Barat yang dijadwalkan membuka acara rapat ini ternyata tidak bisa hadir, karena pada saat yang bersamaan sedang dilaksanakan Operasi Pasar bersama Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Barat, Bapak Aher. Rapat tetap berlangsung, karena perwakilan Kadisbun Jabar hadir menggantikannya.

Rakor dipimpin oleh Ketua DPW Apci Jawa Barat, Bapak Herman.Berlangsung interaktif, saat dua peserta rapat Bapak Ape dari Kabupaten Garut dan Bapak Mulyadi dari Kabupaten Majalengka maju ke depan menjadi "pembicara". Bapak Ape yang merupakan petani sekaligus penangkar cengkeh, mengajukan masukan kritis terkait ketimpangan alokasi dana cukai rokok yang mengucur deras ke petani tembakau, sedangkan kepada petani cengkeh sangatlah minim, terlebih di tahun 2013 dan 2014.

Bapak Ape juga sempat memberi tips penanaman cengkeh, yaitu bibit cengkeh harus telah berumur minimal 1 tahun dan lebih baik lagi berumur 2 tahun, dengan begitu bibit cengkeh yang baru ditanam akan tahan dengan serangan hama, penyakit, dan tahan jika terlambat disiram. Terakhir beliau mengingatkan tentang hal paling penting dari perawatan pohon cengkeh adalah PERWATAN AKAR mulai dari waktu di polybag, ditanam di lahan hingga tanaman tumbuh dewasa. Bahkan pada saat pertama tanam, tanah galian lubang tanam dipisah antara tanah lapisan atas dengan lapisan bawah.

Nantinya tanah lapisan atas di masukan terlebih dahulu dan dicampur pupuk dasar TSP dengan dosis kecil. Kemudian tanah yang berasal dari lapisan bawah dimasukan dengan campuran Kaptan atau Furadan, tidak lupa beliau menyarankan untuk berhati-hati dengan Furadan palsu yang telah lama beredar dan merugikan petani. Jika memakai pupuk kandang diusahakan pupuk tersebut bersih dari kayu atau sampah yang akan menjadi sarang "rinyuh", maka disarankan pupuk kandang telah komposkan agar terlindung dari mikroorganisme yang merugikan.

Tanah dibuat membumbung lebih tinggi dari lahan sekitar, karena karakter pohon cengkeh yang baik jika ditanam posisi tanah lebih tinggi. Biarkan bakal lubang tanam itu selama 2 minggu, baru kemudian bibit cengkeh siap ditanam.

Lain halnya dengan Bapak Mulyadi dari Kabupaten Majalengka, yang belum lama ini mendapat bantuan program pemberantasan cacar daun pada tanaman cengkeh, berbicara lebih lunak. Bahkan Bapak Mulyadi memberikan beberapa tips agar Kelompok Tani bisa mendapat bantuan serupa atau bantuan lainnya sesuai kebutuhan petani cengkeh di wilayah bersangkutan, yaitu:

Buat proposal yang ditujukan kepada Buapati/Walikota dengan CQ Dinas Pertanian Kabupaten/Kota setempat.
Kemudian kepada Gubernur Jawa Barat dengan CQ Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
Copy proposal dikirim kepada Apci Jawa Barat, agar segera diketahui proses koordinasi laju birokrasinya oleh Ketua Apci Jawa Barat.

Bapak Mulyadi mencontohkan, bahwa seringkali petani cengkeh tidak mengajukan bantuan alat pengering cengkeh, padahal pada bulan Juli kadangkala hujan mulai turun bersamaan dengan datangnya musim panen cengkeh. Dengan alat pengering cengkeh tersebut, penjemuran yang memakan waktu 5 - 7 hari bisa dipercepat menjadi beberapa jam saja.

Diungkapkan oleh perwakilan Kepala Disbun Jawa Barat, bahwa cengkeh merupakan komoditas unggulan dari Provinsi Jawa Barat. Sesuai Undang-undang nomor 18 tahun 2004, disebutkan bahwa Perkebunan memiliki fungsi ekologi, ekonomi dan sosial. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia melarang impor cengkeh dari luar agar secara ekonomi dan sosial bisa berfungsi bagi rakyat dan petani indonesia.

Disebutkan dalam rapat bahwa PT. Sampoerna sebagai produsen rokok, membutuhkan 35.000 ton cengkeh per tahun, belum lagi perusahaan rokok lainnya. Namun komoditas cengkeh juga dibutuhkan bahkan lebih banyak lagi oleh produk lain, seperti bumbu, natural ekstrak, asiri dan lain sebagainya. Bahkan berdasar prediksi, jika pabrik rokok Sampoerna tutup tidak akan menggoyah pasaran cengkeh Indonesia.

Berdasar data statistik saat ini terdapat 32.704 Ha lahan cengkeh di Provinsi Jawa Barat, yang dimiliki oleh sekitar 143 ribu petani. Jadi rata-rata petani cengkeh Jawa Barat memiliki sekitar 2.000 meter persegi lahan cengkeh per orang dengan jarak tanam 7-10 meter persegi. Hal ini mengingat, mayoritas petani menanam pohon cengkeh tidak dalam satu hamparan penuh, tetapi disatukan dengan tanaman lain. Bahkan tidak jarang, petani menanam pohon cengkeh di halaman rumahnya.

Dalam rapat ini Ketua Apci Jawa Barat, mengisahkan sejarah terbentuknya Apci pada tahun 1999. Bahwa Apci berawal dari disitanya "proyek cengkeh" Tomy Soeharto, kemudian dana sitaan tersebut "kembalikan" kepada rakyat melalui Program IRC (Intensifikasi, Rehabilitasi pohon Cengkeh) dengan Apci sebagai penaung petani cengkehnya. Apci sendiri berada di bawah naungan dari Direktorat Jederal Perkebunan.

Sebagai assosiasi, Apci tidak boleh menerima bantuan apapun. Tetapi hanya sebagai tempat bernaungnya para petani cengkeh, dan memiliki kewajiban membantu petani jika diperlukan, misal membuat proposal dan memberi konsultasi. Termasuk dengan program dari PT. Sampoerna yang rencananya akan memberikan bantuan bibit cengkeh sekitar 20 ribu hingga 50 ribu pohon per kabupaten untuk periode tahun 2016. Bantuan ini adalah untuk petani cengkeh, Apci hanya akan mengontrol jalannya program.

Terungkap juga dalam rapat ini, ketua DPC Apci Majalengka memperkirakan bahwa tahun 2015 ini tidak akan panen raya, tetapi hanya 70% saja. Terungkap pula uang sekitar Rp. 200.000.000.000.000.- (200 triliyun rupiah) yang didapat dari pajak rokok, signifikan bagi pembiayaan program-program penting negara Indonesia, seperti pendidikan dan kesehatan.

Dari jalannya rapat koordinasi ini, disimpulkan bahwa Perkebunan Cengkeh layak dipertahankan dan regulasi pemerintah diharapkan memihak petani, diiringi dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yaitu petani cengkeh sendiri.

NB:
STRUKTUR KEPENGURUSAN APCI
DPC Kabupaten Purwakarta
periode tahun 2015 - 2020

Dewan Penasehat
1. LINA KUSUMAWATI, SP.MP.,
2. Caca
3. Supanto

Pengurus Harian
KETUA: H. Mahmud Tohir
Waketu 1: Cecep
Waketu 2: apud
Waketu 3: sunarja

SEKRETARIS: Enjang Sugianto
Wasek: tetep saputra

BENDAHARA: ade

Seksi Produksi: nana
Seksi Pemasaran: u.ruhyana