Belajar pengendalian OPT tanaman teh dari Pak Iwan Disbun Jabar
![]() |
Petani antusias mengenal OPT pada tanaman teh, Bapak Iwan menjelaskan dengan seksama |
Barmoel – Petani perkebunan yang membudidayakan tanaman teh perlu memiliki keterampilan dalam mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Maka dilakukan upaya, diantaranya petani belajar Pengendalian OPT pada Tanaman Teh yang difasilitasi oleh Dinas Perkebunan Jawa Barat.
Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan wawasan kepada petani dalam upaya pngendalian OPT.
Sehingga dapat menekan angka pengeluaran petani dalam membeli pestisida kimia serta mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimia.
Selanjutnya dapat terciptanya produk teh yang bebas dari bahan kimia sintetis.
![]() |
Petani Barong Mulya praktek membuat pestisida dari bahan-bahan alami |
Sosialisasi
Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 30 April 2019 di kelompok tani Barongmulya Desa Pusakamulya, Kec. Kiarapedes Kab. Purwakarta.Dihadiri oleh 25 orang anggota petani yang rata-rata pesertanya merupakan generasi muda sehingga kegiatan sosialisasi berlangsung dengan secara interaktif.
Materi yang disampaikan pada acara sosialisasi ini meliputi:
- Jenis-jenis OPT teh
- Ciri-ciri tanaman yang terserang OPT
- Pembuatan demplot pengamatan pada area kebun dan langsung dipraktekkan
- Cara mengisi form pengamatan
- Pembuatan APH cair dan cara aplikasinya.
![]() |
Petani mempaktikan teknik pengamatan OPT pada tanaman teh, serta praktik aplikasi pestisida nabati |
Pengendalian OPT Pada Tanaman Teh
Masalah residu pestisida pada teh sebagai akibat dari tingginya penggunaan pestisida di perkebunan teh perlu mendapatkan perhatian untuk mengamankan dan meningkatkan ekspor teh Indonesia.
Upaya untuk meminimalisasi penggunaan pestisida dan masalah residu yang diakibatkannya, dapat dilakukan melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu:
- Pengendalian non-kimiawi
- Perbaikan lingkungan, dan
- Penggunaan pestisida yang secara bijaksana.
Untuk mendukung upaya ini, telah dilakukan penelitian oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Badan Litbang Kementerian Pertanian pada tahun 2011.
Dengan tujuan untuk menghasilkan teknologi cara pengendalian yang ramah lingkungan untuk beberapa OPT utama teh, meliputi:
- Tungau jingga (Brevipalpus phoenicis)
- Penyakit cacar (Exobasidium vexans)
- Empoasca flavescens, dan
- Gulma picisan (Polypodium nummularifolium).
Penggunaan jamur entomopatogenik Paecilomyces fumosoroseus efektif mengendalikan tungau jingga (Brevipalpus phoenicis).
Di laboratorium P. fumosoroseus efektif pada konsentrasi spora 108 spora/ml, efektif mengakibatkan kematian tungau jingga.
Sedangkan di lapangan, P. fumosoroseus pada medium beras pada dosis 3 kg/ha efektif mengendalikan tungau jingga setelah 6 kali aplikasi.
Empat jenis compost tea , yaitu:
- CT1 (Pupuk kandang kambing 25%, Hijauan 45%, Bahan berkayu 30%)
- CT2 (Pupuk kandang sapi 25%, Hijauan 45%, Bahan berkayu 30%)
- CT3 (Pupuk kandang kambing 25%, Hijauan 30%, Bahan berkayu 45%)
- CT4 (Pupuk kandang kambing 50%, Hijauan Arachis pintoi 50%) potensial mengendalikan penyakit cacar.
Formulasi insektisida nabati Marigold yang dihasilkan efektif terhadap Empoasca flavescens.
Di laboratorium, formulasi B (Marigold 15%) lebih efektif dibandingkan dari formulasi 10. Dan dosis 1 l/ha lebih efektif dari dosis 0,5 l/ha.
Di lapangan, efektivitas formulasi Marigold 10% pada dosis 0,5 l/ha sama dengan formulasi Marigold 15% pada kedua dosis 0,5 dan 1,0 l/ha), dan sebanding dengan insektisida kimia.
Pemangkasan mempengaruhi perkembangan gulma picisan.
Pangkasan bersih dan pangkasan tengah bersih lebih efektif mengendalikan gulma picisan dibandingkan dengan pangkasan meja.
Pengendalian gulma picisan dengan herbisida setara dengan pengendalian secara manual, kecuali 2,4-D murni.
Kombinasi/campuran Glifosat dan Picloram yang secara konsisten menghasilkan jumlah tunas primer teh terbanyak.
*dari berbagai sumber
![]() |
Petani Barmoel yang masih muda selalu menyempatkan diri untuk bercanda saat belajar OPT. Setiap peserta diberi peralatan garatis untuk praktek pembuatan APH, diantaranya corong, ember, kain waring, kompan, gelas ukur, saringan santan, gayung dan banyak lagi lainnya.
|
Calon Peserta
- Enjang Sugianto
- Koko Ahmad Kohar
- Dedeng
- Asep Rahmat Saleh Setiaji
- Yayat Hidayat
- Abdul Rohman
- Saepudin
- Obih
- Nunuh
- Ahmad Didin Samsudin
- Solihin
- Udin Komarudin
- Nandar Suwarna
- Ii Suhaeli
- Numi
- Acep Dahlan
- Ahmad Kobul
- Elah Hayati
- Oneng Mulyani
- Ucut Sulaeman
- Ai Sukaesih
- Tetep Saputra
- Ruhana
- Ade Omad
- Wahyudin
Petugas data: H. Endang & Ismail
___________
Untuk menghafalkan materi yang baru saja dipelajari, barudak Barmoel berakting seolah sedang menjadi presenter Barmoel TV.
Dua presenter, Wida dan Andi mempresentasikan Pengendalian OPT pada tanaman teh.
Video 1:
Video 2:
#APH2019. (enjs)
Untuk menghafalkan materi yang baru saja dipelajari, barudak Barmoel berakting seolah sedang menjadi presenter Barmoel TV.
Dua presenter, Wida dan Andi mempresentasikan Pengendalian OPT pada tanaman teh.
Video 1:
#APH2019. (enjs)