Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

H. Mahmud Ungkap Keutamaan Bertani


Barmoel - Haji Mahmud Tohir, Bendahara Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Purwakarta memberikan motivasi terhadap para petani peserta Bimtek Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah di Nagrog, Wanayasa Purwakarta, pada Jumat (10/9/2021).

H. Mahmud bertindak sebagai pemateri dalam Bimtek tersebut. Tidak hanya materi teknis, H. Mahmud juga membeberkan keutamaan bertani, sehingga petani mampu memahami bahwa bertani bukan hanya usaha untuk bertahan hidup dan aspek ekonomi.

Menurut H. Mahmud bertani juga memiliki nilai ibadah yang sangat mendasar. Bahkan beliau menyebutkan sebuah keterangan yang menyebutkan bahwa bertani adalah kasab paling utama.

"Sebaik-baiknya pekerjaan adalah bercocok tanam," ungkap H. Mahmud.

Ia mengajak peserta bimtek untuk mensyukuri nikmat Tuhan dengan alam Indonesia yang sangat cocok untuk bertani. Dan wilayah Purwakarta menurutnya sangat subur, sehingga hampir segala jenis tanaman yang dibudidayakan petani bisa tumbuh.

"Cengkeh Zanzibar, Cengkeh Bodas Maluku, semua ada bisa di tanam di sini (Purwakarta)," kata H. Mahmud.

Khawatir dengan ketersediaan air, H. Mahmud mengulas mengenai penting masyarakat, khususnya petani untuk menanam dan melestarikan pohon yang mempu menjamin ketersediaan air.

"Tanam! Apalagi jika diprogramkan (oleh pemerintah). Sebab rumpun bambu itu yang akan menyediakan air untuk segala kebutuhan manusia," pesan H. Mahmud.

Anjuran Bertani Dalam Hadits

Dalam sebuah artikel yang dirilis Republika (16/2/2020) menyebutkan bahwa Alquran maupun hadis sama-sama menganjurkan umat Islam untuk bercocok tanam. Anjuran ini bersamaan dengan perkembangan kehidupan manusia ke arah pola hidup bercocok tanam, dan ditambah dengan penguasaan atas teknologi.

Dalam hal ini Islam, telah memberi warna tersendiri terhadap perkembangan pertanian, hal itu tampak dari beberapa hadis yang secara jelas menganjurkan umat Islam untuk menanami lahan menjadikannya kawasan yang produktif.

"Tidaklah seorang muslim menanam suatu tanaman atau pohon, kemudian hasilnya dimakan oleh burung, manusia atau binatang, melainkan apa yang dilakukan itu menjadi sedekah baginya." (Riwayat al-Bukhari Muslim dari Anas).

Mengutip Kitab Tafsir Ilmi Mengenal Ayat-Ayat Sains dalam Alquran, menyisihkan benih merupakan langkah utama sebelum bercocok tanam. Alquran surah Yusuf ayat 47 menjelaskan tentang hal ini.

"Dan Yusuf berkata agar kamu bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut sebagaimana biasa. Kemudian apa yang kamu tuai Tapa kamu Biarkan di tangkainya, kecuali sedikit untuk kamu makan."

Ayat ini, kata para ulama dengan jelas menganjurkan manusia pada umumnya, dan petani pada khususnya, untuk menyisihkan benih, hal tersebut dilakukan agar dapat ditanam pada musim berikutnya. Ayat ini juga menganjurkan manusia agar menyimpan bahan makanan sebagai persediaan pada musim paceklik.

Hadis lain yang diriwayatkan Muslim dari Jabir juga menerangkan tentang pentingnya pertanian.

"Tidaklah seorang Muslim menanam suatu tanaman, melainkan apa yang dimakan manusia dari hasil tanaman itu menjadi sedekah baginya, apa yang dicuri manusia dari hasil tanaman itu pun menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan hewan liar dari hasil tanaman itu menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan oleh burung dari hasil tanaman itu menjadi sedekah baginya. Begitupun, apa saja yang diambil dari-nya juga akan menjadi sedekah bagi muslim tersebut."

Bahkan hadis yang diriwayatkan Bukhari dalam kitab al-Adab al Mufad, dan Ahmad dari Anas mengingatkan atas eksistensi terhadap bercocok tanam.
"Kendatipun hari kiamat segera datang, sedang di tangan salah seorang dari kalian terdapat satu bibit pohon kurma, dan kiamat itu tidak segera datang sebelum ia menanam bibit itu, maka hendaklah dia menanamnya."

Habis ini menurut para ulama menyuratkan kesan kepada tiap orang agar memanfaatkan masa hidupnya untuk menanam pohon, meskipun hanya satu, hal ini agar dapat dinikmati oleh orang lain, Sehingga pahalanya akan terus mengalir hingga hari kiamat tiba karena apa yang dilakukannya tercatat sebagai amal sedekah baginya.

Terkait hal tersebut seperti diriwayatkan Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dengan sanad yang dhaif dan mauquf dari Abdullah bin salam menyebutkan. "Jika engkau mendengar kabar bahwa Dajjal telah muncul, sedangkan engkau sedang menanam tanaman di suatu lembah, maka janganlah engkau terburu-buru membereskannya karena sesungguhnya masih ada kehidupan bagi manusia setelah masa itu."

Sebagian ulama berpendapat bahwa salah satu pekerjaan yang terbaik adalah bertani. Alasannya menurut mereka karena dengan bertani itulah seseorang dianggap makan dari hasil tangannya sendiri, sesuai sabda Rasulullah SAW.
"Tidaklah seorang memakan makanan yang lebih baik apa yang dihasilkan oleh tangannya, dan sesungguhnya Nabi Daud makan dari apa yang dihasilkan oleh tangannya sendiri." (Riwayat al-Bukhari dari al-Miqda). (*)

Sumber Tambahan: Republika

  • https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/q5s5ez320