Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Tahukah Anda buah cecenetan?


Barmoel - Cecenetan adalah tumbuhan semak yang sering kita dapati di pipir Imah (belakang rumah), di kebun atau di mana saja.

Karena cecenetan tumbuh sendiri, bukan karena dipelak atau ditanam secara sengaja. 

Cecenetan tumbuh liar, meskipun belakangan dipercaya cecenetan ini memiliki Banyak khasiat.

Setidaknya di Legokbarong, satahu kami belum ada yang membudidayakan tanaman cecenetan ini.

Oh, iya setelah dicari-cari, ternyata cecenetan itu bahasa di Legokbarong, jika dalam bahasa Indonesia tumbuhan ini disebut CIPLUKAN.

Buah ciplukan sudah lama dikenal masyarakat. Tanaman ciplukan adalah tanaman liar yang jamak tumbuh di tegalan, sawah kering, dan sekitar hutan.

Buah ciplukan dikenal di Barat sebagai ground cherry. Adapun masyarakat Sunda menyebutnya cecendet, sementara di Madura disebut yor-yoran dan di Bali disebut keceplokan.

Melansir buku Ragam dan Khasiat Tanaman Obat (2008) oleh Hieronymus Budi Santoso yang dikutip Kompas.com pada 8 Februari 2021, tanaman ciplukan memiliki zat yang bermanfaat untuk kesehatan, antara lain sebagai berikut.

Buah: mengandung vitamin C, asam sitrus, fisalin, zat gula, tanin, kriptoxantin, asam malat, dan alkaloid
Akar dan batang: mengandung saponin dan flavonoid
Daun: mengandung polifenol dan asam klorogenat
Biji: mengandung asam elaidik

Deretan zat dan senyawa dari kandungan ciplukan tersebut membuat tanaman ini dipercaya dapat mengatasi berbagai gangguan kesehatan.

Dikutip dari The Spruce, Jumat (15/10/2021), buah ciplukan berukuran kecil berwarna kuning-oranye memiliki rasa asam manis yang mirip dengan nanas dengan latar belakang rasa tomat yang samar. Faktanya, ciplukan dari keluarga tanaman yang sama, Solanaceae, seperti tomat.

Tanaman ciplukan terlihat seperti semak kecil yang luas dengan daun hijau cerah yang memiliki tepi bergigi. Buah ciplukan dibungkus dengan tudung berkulit tipis. (enjs)

#cecenetan #Ciplukan #Ceplukan #cenet #cecenet #cecendet #keceplokan


Sumber: Kompas