Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Ichwansyah Wiradimadja dari UNPAD Meneliti 'Respons Fisiologis Domba Lokal Terhadap Lingkungan': Studi Kasus di Kelompok Tani Barong Mulya

Ichwansyah Wiradimadja dari UNPAD Teliti Respons Fisiologis Domba Lokal Terhadap Lingkungan: Studi Kasus di Kelompok Tani Barong Mulya   Penelitian di Purwakarta: Respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Temukan hasil dan dampaknya bagi peternakan.  Purwakarta, BARMOEL NEWS – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ichwansyah Wiradimadja, SP dari Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) bersama asistennya Enjang Sugianto, A.Md dari Universitas Terbuka, memberikan wawasan mendalam mengenai respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta pada Jumat, 24 Mei 2024.  Latar Belakang Penelitian Penelitian ini fokus pada pengamatan berbagai variabel lingkungan dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kondisi fisiologis domba lokal yang berada di kandang dan luar kandang. Pengamatan dilakukan pada domba betina berusia 8-9 bulan, yang belum pernah melahirkan dan dikenal sebagai "domba sayur". Lokasi kandang berada di Kp. Legokbarong RT 010 RW 005 Desa Pusakamulya dengan ketinggian 734 meter di atas permukaan laut (MDPL).  Data Pengamatan Kondisi Lingkungan Suhu dalam kandang: 29,5°C Suhu luar kandang: 30,1°C Kelembaban dalam kandang: 38% Kelembaban luar kandang: 12%  Kondisi Fisiologis Domba Suhu tubuh: 37,6°C Respirasi: 46 kali per menit Detak jantung: 100-112 kali per menit Pengamatan dilakukan pada pukul 13.45 WIB dan akan dilanjutkan pada pagi hari berikutnya antara pukul 6-7 pagi.  Temuan Penelitian (Sementara) Penelitian ini menemukan bahwa suhu dan kelembaban dalam kandang lebih rendah dibandingkan dengan luar kandang. Meskipun perbedaan suhu tidak signifikan, kelembaban menunjukkan variasi yang lebih besar. Domba yang berada di lingkungan dengan kelembaban rendah cenderung menunjukkan peningkatan dalam frekuensi respirasi dan detak jantung.  Suhu tubuh domba yang terpantau sebesar 37,6°C merupakan indikasi bahwa domba mampu menjaga homeostasis tubuhnya dengan baik, meskipun ada fluktuasi suhu dan kelembaban lingkungan. Frekuensi respirasi yang mencapai 46 kali per menit dan detak jantung yang berkisar antara 100-112 bpm menunjukkan respon adaptif domba terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.  Komentar Peternak Dede Supena, salah satu peternak domba di Kelompok Tani Barong Mulya, menyatakan bahwa penelitian ini sangat membantu para peternak dalam memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan domba. "Dengan data ini, kami dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait manajemen kandang dan perawatan domba, terutama dalam mengatur ventilasi dan kelembaban," ujar Dede.  Impresi Peneliti Ichwansyah Wiradimadja menekankan pentingnya penelitian ini untuk peternakan di daerah dengan ketinggian seperti Pusakamulya. "Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana domba lokal beradaptasi dengan lingkungan, yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan produktivitas peternakan," jelas Ichwansyah.  Rencana Lanjutan Penelitian ini akan berlanjut dengan pengamatan lebih lanjut pada pagi hari berikutnya untuk memahami variasi harian dalam respons fisiologis domba. Data ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi para peternak dalam mengelola kondisi kandang dan kesehatan ternak mereka.  Dengan hasil penelitian yang semakin jelas, diharapkan para peternak di Desa Pusakamulya dan sekitarnya dapat meningkatkan kualitas manajemen peternakan mereka, sehingga mendukung keberlanjutan usaha ternak dan meningkatkan kesejahteraan hewan.  Untuk informasi lebih lanjut dan perkembangan terbaru mengenai penelitian ini, tetap ikuti BARMOEL NEWS, portal berita terpercaya Anda.***
Ichwansyah Wiradimadja, S.P
Purwakarta, BARMOEL NEWS – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ichwansyah Wiradimadja, SP dari Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) bersama asistennya Enjang Sugianto, A.Md dari Universitas Terbuka, memberikan wawasan mendalam mengenai respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta pada Jumat, 24 Mei 2024.

Latar Belakang Penelitian

Penelitian ini fokus pada pengamatan berbagai variabel lingkungan dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kondisi fisiologis domba lokal yang berada di kandang dan luar kandang. Pengamatan dilakukan pada domba betina berusia 8-9 bulan, yang belum pernah melahirkan dan dikenal sebagai "domba sayur". Lokasi kandang berada di Kp. Legokbarong RT 010 RW 005 Desa Pusakamulya dengan ketinggian 734 meter di atas permukaan laut (MDPL).

Data Pengamatan

  • Kondisi Lingkungan
  • Suhu dalam kandang: 29,5°C
  • Suhu luar kandang: 30,1°C
  • Kelembaban dalam kandang: 38%
  • Kelembaban luar kandang: 12%

Kondisi Fisiologis Domba

  • Suhu tubuh: 37,6°C
  • Respirasi: 26 kali per menit
  • Detak jantung: 100-112 kali per menit
Pengamatan dilakukan pada pukul 13.45 WIB dan akan dilanjutkan pada pagi hari berikutnya antara pukul 6-7 pagi.

Temuan Penelitian (Sementara)

Penelitian ini menemukan bahwa suhu dan kelembaban dalam kandang lebih rendah dibandingkan dengan luar kandang. Meskipun perbedaan suhu tidak signifikan, kelembaban menunjukkan variasi yang lebih besar. Domba yang berada di lingkungan dengan kelembaban rendah cenderung menunjukkan peningkatan dalam frekuensi respirasi dan detak jantung.

Suhu tubuh domba yang terpantau sebesar 37,6°C merupakan indikasi bahwa domba mampu menjaga homeostasis tubuhnya dengan baik, meskipun ada fluktuasi suhu dan kelembaban lingkungan. Frekuensi respirasi yang mencapai 46 kali per menit dan detak jantung yang berkisar antara 100-112 BPM menunjukkan respon adaptif domba terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.

Komentar Peternak

Dede Supena, salah satu peternak domba di Kelompok Tani Barong Mulya, menyatakan bahwa penelitian ini sangat membantu para peternak dalam memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan domba. "Dengan data ini, kami dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait manajemen kandang dan perawatan domba, terutama dalam mengatur ventilasi dan kelembaban," ujar Dede.

Impresi Peneliti

Ichwansyah Wiradimadja menekankan pentingnya penelitian ini untuk peternakan di daerah dengan ketinggian seperti Pusakamulya. "Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana domba lokal beradaptasi dengan lingkungan, yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan produktivitas peternakan," jelas Ichwansyah.

Dokumentasi

Ichwansyah Wiradimadja dari UNPAD Teliti Respons Fisiologis Domba Lokal Terhadap Lingkungan: Studi Kasus di Kelompok Tani Barong Mulya   Penelitian di Purwakarta: Respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Temukan hasil dan dampaknya bagi peternakan.  Purwakarta, BARMOEL NEWS – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ichwansyah Wiradimadja, SP dari Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) bersama asistennya Enjang Sugianto, A.Md dari Universitas Terbuka, memberikan wawasan mendalam mengenai respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta pada Jumat, 24 Mei 2024.  Latar Belakang Penelitian Penelitian ini fokus pada pengamatan berbagai variabel lingkungan dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kondisi fisiologis domba lokal yang berada di kandang dan luar kandang. Pengamatan dilakukan pada domba betina berusia 8-9 bulan, yang belum pernah melahirkan dan dikenal sebagai "domba sayur". Lokasi kandang berada di Kp. Legokbarong RT 010 RW 005 Desa Pusakamulya dengan ketinggian 734 meter di atas permukaan laut (MDPL).  Data Pengamatan Kondisi Lingkungan Suhu dalam kandang: 29,5°C Suhu luar kandang: 30,1°C Kelembaban dalam kandang: 38% Kelembaban luar kandang: 12%  Kondisi Fisiologis Domba Suhu tubuh: 37,6°C Respirasi: 46 kali per menit Detak jantung: 100-112 kali per menit Pengamatan dilakukan pada pukul 13.45 WIB dan akan dilanjutkan pada pagi hari berikutnya antara pukul 6-7 pagi.  Temuan Penelitian (Sementara) Penelitian ini menemukan bahwa suhu dan kelembaban dalam kandang lebih rendah dibandingkan dengan luar kandang. Meskipun perbedaan suhu tidak signifikan, kelembaban menunjukkan variasi yang lebih besar. Domba yang berada di lingkungan dengan kelembaban rendah cenderung menunjukkan peningkatan dalam frekuensi respirasi dan detak jantung.  Suhu tubuh domba yang terpantau sebesar 37,6°C merupakan indikasi bahwa domba mampu menjaga homeostasis tubuhnya dengan baik, meskipun ada fluktuasi suhu dan kelembaban lingkungan. Frekuensi respirasi yang mencapai 46 kali per menit dan detak jantung yang berkisar antara 100-112 bpm menunjukkan respon adaptif domba terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.  Komentar Peternak Dede Supena, salah satu peternak domba di Kelompok Tani Barong Mulya, menyatakan bahwa penelitian ini sangat membantu para peternak dalam memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan domba. "Dengan data ini, kami dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait manajemen kandang dan perawatan domba, terutama dalam mengatur ventilasi dan kelembaban," ujar Dede.  Impresi Peneliti Ichwansyah Wiradimadja menekankan pentingnya penelitian ini untuk peternakan di daerah dengan ketinggian seperti Pusakamulya. "Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana domba lokal beradaptasi dengan lingkungan, yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan produktivitas peternakan," jelas Ichwansyah.  Rencana Lanjutan Penelitian ini akan berlanjut dengan pengamatan lebih lanjut pada pagi hari berikutnya untuk memahami variasi harian dalam respons fisiologis domba. Data ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi para peternak dalam mengelola kondisi kandang dan kesehatan ternak mereka.  Dengan hasil penelitian yang semakin jelas, diharapkan para peternak di Desa Pusakamulya dan sekitarnya dapat meningkatkan kualitas manajemen peternakan mereka, sehingga mendukung keberlanjutan usaha ternak dan meningkatkan kesejahteraan hewan.  Untuk informasi lebih lanjut dan perkembangan terbaru mengenai penelitian ini, tetap ikuti BARMOEL NEWS, portal berita terpercaya Anda.
Ichwansyah Wiradimadja, S.P

Ichwansyah Wiradimadja dari UNPAD Teliti Respons Fisiologis Domba Lokal Terhadap Lingkungan: Studi Kasus di Kelompok Tani Barong Mulya   Penelitian di Purwakarta: Respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Temukan hasil dan dampaknya bagi peternakan.  Purwakarta, BARMOEL NEWS – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ichwansyah Wiradimadja, SP dari Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) bersama asistennya Enjang Sugianto, A.Md dari Universitas Terbuka, memberikan wawasan mendalam mengenai respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta pada Jumat, 24 Mei 2024.  Latar Belakang Penelitian Penelitian ini fokus pada pengamatan berbagai variabel lingkungan dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kondisi fisiologis domba lokal yang berada di kandang dan luar kandang. Pengamatan dilakukan pada domba betina berusia 8-9 bulan, yang belum pernah melahirkan dan dikenal sebagai "domba sayur". Lokasi kandang berada di Kp. Legokbarong RT 010 RW 005 Desa Pusakamulya dengan ketinggian 734 meter di atas permukaan laut (MDPL).  Data Pengamatan Kondisi Lingkungan Suhu dalam kandang: 29,5°C Suhu luar kandang: 30,1°C Kelembaban dalam kandang: 38% Kelembaban luar kandang: 12%  Kondisi Fisiologis Domba Suhu tubuh: 37,6°C Respirasi: 46 kali per menit Detak jantung: 100-112 kali per menit Pengamatan dilakukan pada pukul 13.45 WIB dan akan dilanjutkan pada pagi hari berikutnya antara pukul 6-7 pagi.  Temuan Penelitian (Sementara) Penelitian ini menemukan bahwa suhu dan kelembaban dalam kandang lebih rendah dibandingkan dengan luar kandang. Meskipun perbedaan suhu tidak signifikan, kelembaban menunjukkan variasi yang lebih besar. Domba yang berada di lingkungan dengan kelembaban rendah cenderung menunjukkan peningkatan dalam frekuensi respirasi dan detak jantung.  Suhu tubuh domba yang terpantau sebesar 37,6°C merupakan indikasi bahwa domba mampu menjaga homeostasis tubuhnya dengan baik, meskipun ada fluktuasi suhu dan kelembaban lingkungan. Frekuensi respirasi yang mencapai 46 kali per menit dan detak jantung yang berkisar antara 100-112 bpm menunjukkan respon adaptif domba terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.  Komentar Peternak Dede Supena, salah satu peternak domba di Kelompok Tani Barong Mulya, menyatakan bahwa penelitian ini sangat membantu para peternak dalam memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan domba. "Dengan data ini, kami dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait manajemen kandang dan perawatan domba, terutama dalam mengatur ventilasi dan kelembaban," ujar Dede.  Impresi Peneliti Ichwansyah Wiradimadja menekankan pentingnya penelitian ini untuk peternakan di daerah dengan ketinggian seperti Pusakamulya. "Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana domba lokal beradaptasi dengan lingkungan, yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan produktivitas peternakan," jelas Ichwansyah.  Rencana Lanjutan Penelitian ini akan berlanjut dengan pengamatan lebih lanjut pada pagi hari berikutnya untuk memahami variasi harian dalam respons fisiologis domba. Data ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi para peternak dalam mengelola kondisi kandang dan kesehatan ternak mereka.  Dengan hasil penelitian yang semakin jelas, diharapkan para peternak di Desa Pusakamulya dan sekitarnya dapat meningkatkan kualitas manajemen peternakan mereka, sehingga mendukung keberlanjutan usaha ternak dan meningkatkan kesejahteraan hewan.  Untuk informasi lebih lanjut dan perkembangan terbaru mengenai penelitian ini, tetap ikuti BARMOEL NEWS, portal berita terpercaya Anda.
Ichwansyah Wiradimadja, S.P

Ichwansyah Wiradimadja dari UNPAD Teliti Respons Fisiologis Domba Lokal Terhadap Lingkungan: Studi Kasus di Kelompok Tani Barong Mulya   Penelitian di Purwakarta: Respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Temukan hasil dan dampaknya bagi peternakan.  Purwakarta, BARMOEL NEWS – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ichwansyah Wiradimadja, SP dari Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) bersama asistennya Enjang Sugianto, A.Md dari Universitas Terbuka, memberikan wawasan mendalam mengenai respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta pada Jumat, 24 Mei 2024.  Latar Belakang Penelitian Penelitian ini fokus pada pengamatan berbagai variabel lingkungan dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kondisi fisiologis domba lokal yang berada di kandang dan luar kandang. Pengamatan dilakukan pada domba betina berusia 8-9 bulan, yang belum pernah melahirkan dan dikenal sebagai "domba sayur". Lokasi kandang berada di Kp. Legokbarong RT 010 RW 005 Desa Pusakamulya dengan ketinggian 734 meter di atas permukaan laut (MDPL).  Data Pengamatan Kondisi Lingkungan Suhu dalam kandang: 29,5°C Suhu luar kandang: 30,1°C Kelembaban dalam kandang: 38% Kelembaban luar kandang: 12%  Kondisi Fisiologis Domba Suhu tubuh: 37,6°C Respirasi: 46 kali per menit Detak jantung: 100-112 kali per menit Pengamatan dilakukan pada pukul 13.45 WIB dan akan dilanjutkan pada pagi hari berikutnya antara pukul 6-7 pagi.  Temuan Penelitian (Sementara) Penelitian ini menemukan bahwa suhu dan kelembaban dalam kandang lebih rendah dibandingkan dengan luar kandang. Meskipun perbedaan suhu tidak signifikan, kelembaban menunjukkan variasi yang lebih besar. Domba yang berada di lingkungan dengan kelembaban rendah cenderung menunjukkan peningkatan dalam frekuensi respirasi dan detak jantung.  Suhu tubuh domba yang terpantau sebesar 37,6°C merupakan indikasi bahwa domba mampu menjaga homeostasis tubuhnya dengan baik, meskipun ada fluktuasi suhu dan kelembaban lingkungan. Frekuensi respirasi yang mencapai 46 kali per menit dan detak jantung yang berkisar antara 100-112 bpm menunjukkan respon adaptif domba terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.  Komentar Peternak Dede Supena, salah satu peternak domba di Kelompok Tani Barong Mulya, menyatakan bahwa penelitian ini sangat membantu para peternak dalam memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan domba. "Dengan data ini, kami dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait manajemen kandang dan perawatan domba, terutama dalam mengatur ventilasi dan kelembaban," ujar Dede.  Impresi Peneliti Ichwansyah Wiradimadja menekankan pentingnya penelitian ini untuk peternakan di daerah dengan ketinggian seperti Pusakamulya. "Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana domba lokal beradaptasi dengan lingkungan, yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan produktivitas peternakan," jelas Ichwansyah.  Rencana Lanjutan Penelitian ini akan berlanjut dengan pengamatan lebih lanjut pada pagi hari berikutnya untuk memahami variasi harian dalam respons fisiologis domba. Data ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi para peternak dalam mengelola kondisi kandang dan kesehatan ternak mereka.  Dengan hasil penelitian yang semakin jelas, diharapkan para peternak di Desa Pusakamulya dan sekitarnya dapat meningkatkan kualitas manajemen peternakan mereka, sehingga mendukung keberlanjutan usaha ternak dan meningkatkan kesejahteraan hewan.  Untuk informasi lebih lanjut dan perkembangan terbaru mengenai penelitian ini, tetap ikuti BARMOEL NEWS, portal berita terpercaya Anda.
Ichwansyah Wiradimadja, S.P

Ichwansyah Wiradimadja dari UNPAD Teliti Respons Fisiologis Domba Lokal Terhadap Lingkungan: Studi Kasus di Kelompok Tani Barong Mulya   Penelitian di Purwakarta: Respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Temukan hasil dan dampaknya bagi peternakan.  Purwakarta, BARMOEL NEWS – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ichwansyah Wiradimadja, SP dari Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) bersama asistennya Enjang Sugianto, A.Md dari Universitas Terbuka, memberikan wawasan mendalam mengenai respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta pada Jumat, 24 Mei 2024.  Latar Belakang Penelitian Penelitian ini fokus pada pengamatan berbagai variabel lingkungan dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kondisi fisiologis domba lokal yang berada di kandang dan luar kandang. Pengamatan dilakukan pada domba betina berusia 8-9 bulan, yang belum pernah melahirkan dan dikenal sebagai "domba sayur". Lokasi kandang berada di Kp. Legokbarong RT 010 RW 005 Desa Pusakamulya dengan ketinggian 734 meter di atas permukaan laut (MDPL).  Data Pengamatan Kondisi Lingkungan Suhu dalam kandang: 29,5°C Suhu luar kandang: 30,1°C Kelembaban dalam kandang: 38% Kelembaban luar kandang: 12%  Kondisi Fisiologis Domba Suhu tubuh: 37,6°C Respirasi: 46 kali per menit Detak jantung: 100-112 kali per menit Pengamatan dilakukan pada pukul 13.45 WIB dan akan dilanjutkan pada pagi hari berikutnya antara pukul 6-7 pagi.  Temuan Penelitian (Sementara) Penelitian ini menemukan bahwa suhu dan kelembaban dalam kandang lebih rendah dibandingkan dengan luar kandang. Meskipun perbedaan suhu tidak signifikan, kelembaban menunjukkan variasi yang lebih besar. Domba yang berada di lingkungan dengan kelembaban rendah cenderung menunjukkan peningkatan dalam frekuensi respirasi dan detak jantung.  Suhu tubuh domba yang terpantau sebesar 37,6°C merupakan indikasi bahwa domba mampu menjaga homeostasis tubuhnya dengan baik, meskipun ada fluktuasi suhu dan kelembaban lingkungan. Frekuensi respirasi yang mencapai 46 kali per menit dan detak jantung yang berkisar antara 100-112 bpm menunjukkan respon adaptif domba terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.  Komentar Peternak Dede Supena, salah satu peternak domba di Kelompok Tani Barong Mulya, menyatakan bahwa penelitian ini sangat membantu para peternak dalam memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan domba. "Dengan data ini, kami dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait manajemen kandang dan perawatan domba, terutama dalam mengatur ventilasi dan kelembaban," ujar Dede.  Impresi Peneliti Ichwansyah Wiradimadja menekankan pentingnya penelitian ini untuk peternakan di daerah dengan ketinggian seperti Pusakamulya. "Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana domba lokal beradaptasi dengan lingkungan, yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan produktivitas peternakan," jelas Ichwansyah.  Rencana Lanjutan Penelitian ini akan berlanjut dengan pengamatan lebih lanjut pada pagi hari berikutnya untuk memahami variasi harian dalam respons fisiologis domba. Data ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi para peternak dalam mengelola kondisi kandang dan kesehatan ternak mereka.  Dengan hasil penelitian yang semakin jelas, diharapkan para peternak di Desa Pusakamulya dan sekitarnya dapat meningkatkan kualitas manajemen peternakan mereka, sehingga mendukung keberlanjutan usaha ternak dan meningkatkan kesejahteraan hewan.  Untuk informasi lebih lanjut dan perkembangan terbaru mengenai penelitian ini, tetap ikuti BARMOEL NEWS, portal berita terpercaya Anda.
Enjang Sugianto, A.Md (Asisten Peneliti)

Ichwansyah Wiradimadja dari UNPAD Teliti Respons Fisiologis Domba Lokal Terhadap Lingkungan: Studi Kasus di Kelompok Tani Barong Mulya   Penelitian di Purwakarta: Respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Temukan hasil dan dampaknya bagi peternakan.  Purwakarta, BARMOEL NEWS – Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Ichwansyah Wiradimadja, SP dari Pascasarjana Universitas Padjadjaran (UNPAD) bersama asistennya Enjang Sugianto, A.Md dari Universitas Terbuka, memberikan wawasan mendalam mengenai respons fisiologis domba lokal terhadap lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Barong Mulya, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta pada Jumat, 24 Mei 2024.  Latar Belakang Penelitian Penelitian ini fokus pada pengamatan berbagai variabel lingkungan dan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kondisi fisiologis domba lokal yang berada di kandang dan luar kandang. Pengamatan dilakukan pada domba betina berusia 8-9 bulan, yang belum pernah melahirkan dan dikenal sebagai "domba sayur". Lokasi kandang berada di Kp. Legokbarong RT 010 RW 005 Desa Pusakamulya dengan ketinggian 734 meter di atas permukaan laut (MDPL).  Data Pengamatan Kondisi Lingkungan Suhu dalam kandang: 29,5°C Suhu luar kandang: 30,1°C Kelembaban dalam kandang: 38% Kelembaban luar kandang: 12%  Kondisi Fisiologis Domba Suhu tubuh: 37,6°C Respirasi: 46 kali per menit Detak jantung: 100-112 kali per menit Pengamatan dilakukan pada pukul 13.45 WIB dan akan dilanjutkan pada pagi hari berikutnya antara pukul 6-7 pagi.  Temuan Penelitian (Sementara) Penelitian ini menemukan bahwa suhu dan kelembaban dalam kandang lebih rendah dibandingkan dengan luar kandang. Meskipun perbedaan suhu tidak signifikan, kelembaban menunjukkan variasi yang lebih besar. Domba yang berada di lingkungan dengan kelembaban rendah cenderung menunjukkan peningkatan dalam frekuensi respirasi dan detak jantung.  Suhu tubuh domba yang terpantau sebesar 37,6°C merupakan indikasi bahwa domba mampu menjaga homeostasis tubuhnya dengan baik, meskipun ada fluktuasi suhu dan kelembaban lingkungan. Frekuensi respirasi yang mencapai 46 kali per menit dan detak jantung yang berkisar antara 100-112 bpm menunjukkan respon adaptif domba terhadap kondisi lingkungan sekitarnya.  Komentar Peternak Dede Supena, salah satu peternak domba di Kelompok Tani Barong Mulya, menyatakan bahwa penelitian ini sangat membantu para peternak dalam memahami bagaimana lingkungan mempengaruhi kesehatan domba. "Dengan data ini, kami dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait manajemen kandang dan perawatan domba, terutama dalam mengatur ventilasi dan kelembaban," ujar Dede.  Impresi Peneliti Ichwansyah Wiradimadja menekankan pentingnya penelitian ini untuk peternakan di daerah dengan ketinggian seperti Pusakamulya. "Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana domba lokal beradaptasi dengan lingkungan, yang nantinya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hewan dan produktivitas peternakan," jelas Ichwansyah.  Rencana Lanjutan Penelitian ini akan berlanjut dengan pengamatan lebih lanjut pada pagi hari berikutnya untuk memahami variasi harian dalam respons fisiologis domba. Data ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi para peternak dalam mengelola kondisi kandang dan kesehatan ternak mereka.  Dengan hasil penelitian yang semakin jelas, diharapkan para peternak di Desa Pusakamulya dan sekitarnya dapat meningkatkan kualitas manajemen peternakan mereka, sehingga mendukung keberlanjutan usaha ternak dan meningkatkan kesejahteraan hewan.  Untuk informasi lebih lanjut dan perkembangan terbaru mengenai penelitian ini, tetap ikuti BARMOEL NEWS, portal berita terpercaya Anda.
Ichwansyah Wiradimadja, S.P

Rencana Lanjutan

Penelitian ini akan berlanjut dengan pengamatan lebih lanjut pada pagi hari berikutnya untuk memahami variasi harian dalam respons fisiologis domba. Data ini diharapkan dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif bagi para peternak dalam mengelola kondisi kandang dan kesehatan ternak mereka.

Dengan hasil penelitian yang semakin jelas, diharapkan para peternak di Desa Pusakamulya dan sekitarnya dapat meningkatkan kualitas manajemen peternakan mereka, sehingga mendukung keberlanjutan usaha ternak dan meningkatkan kesejahteraan hewan.

Untuk informasi lebih lanjut dan perkembangan terbaru mengenai penelitian ini, tetap ikuti BARMOEL NEWS, portal berita terpercaya Anda.***